PENGENALAN
ALAT DAN APLIKASI PESTISIDA
( Laporan Praktikum Pengendalian
Penyakit Tanaman)
Oleh
Adinda Kusuma Dewi Rachmat
1314121006
LABORATORIUM
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam proses budi daya pertanian tidak terlepas dari apa
yang namanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), kerugian akibat serangan hama
bisa mencapai 37 %, penyakit 35 %, gulma 29 %, dan bahkan akibat yang di
timbulkan oleh serangan hama tikus bisa menyebabkan gagal panen (puso).
Pengendalian OPT bertujuan untuk mempertahankan produksi pertanian agar
produksi tetap optimal, pengendalian hama adalah usaha –usaha manusia untuk
menekan populasi hama sampai dibawah ambang batas yang merugikan secara
ekonomi.
Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan
pendekatan Pengendalia Terpadu, yaitu
memilih suatu cara atau menggabungkan beberapa cara pengendalian, sehingga
tidak merugikan secara ekonomis, biologi dan ekologi. Dengan tingkat kesadaran
yang tinggi tentang lingkungan yang sehat dan pertanian yang berkelanjutan
diperlukan cara pengendalian yang tepat. Dalam menangani OPT
(organisme pengganggu tanaman) petani dewasa ini sering menggunakan pestisida.
Pestisida merupakan zat yang mampu membasmi OPT. (Suharno,2005)
Peran
alat aplikasi pestisida juga sangat
penting mengingan pestisida merupakan zat kimia berbahaya juga
untuk
memudahkan penggunaan pestisida tersebut. Alat-alat aplikasi pestisida memiliki
berbagai macam jenis dengan fungsi yang berbeda-berbeda tergantung sasaran yang
akan dikendalikan. Pengetahuan tentang bagian-bagian alat aplikasi pestisida
beserta mekanisme kerjanya penting untuk
diketahui agar
saat aplikasinya nanti dapat lebih efisien dan efektif. Untuk itu diperlukan
pengenalan terlebih dahulu mengenai alat-alat tersebut baik dari
bagian-bagiannya hingga mekanisme kerja alat tersebut. Dalam praktikum ini akan
dibahas mengenai alat-alat aplikasi pestisida beserta mekanisme kerjanya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan
dilakukannya praktikum pengenalan alat pestisida ini adalah sebagai berikut.
1. Mengenal
beberapa macam alat aplikasi pestisida.
2. Mengetahui
bagian dan mekanisme kerja alat aplikasi
pestisida.
II.
METODOLOGI
PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
Adapun alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah alat
tulis. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai specimen pada praktikum ini adalah
semi automatic sprayer, automatic
sprayer, mist duster sprayer, swing fog, soil injector, micron ulva, dan emposan.
2.2 Prosedur Kerja
Adapun prosedur
kerja yang dilakukan dalam
praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Bagian-bagian alat
aplikasi pestisida digambar dan
diberi nama
bagian-bagiannya.
2. Dicatat ekanisme kerja,
kegunaan, kelebihan, dan kelemahannya.
III.
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Hasil
dari pengamatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
|
Semi automatic
sprayer
|
2
|
|
Automatic
sprayer
|
3
|
|
Mist duster
sprayer
|
4
|
|
Swing fog
|
5
|
|
Soil injector
|
6
|
|
Micron ulva
|
7
|
|
Emposan
|
3.2 Pembahasan
3.2.1.
Semi Automatic Sprayer
Alat
semprot semi otomatis memiliki bagian-
bagian antara lain tuas penyemprot, nozzel,
batang semprot, mulut tangki, memiliki satu tabung untuk menampung cairan
pestisida sekaligus menampung tekanan udara serta tali untuk menggendong alat.
Kapasitas atau daya tampung alat dapat mencapai 17 liter dan terbuat dari logam
besi.
Prinsip kerja
alat semprot semi otomatis ini adalah
memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Untuk
memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses
pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni tekanan dalam tabung khusus dipompa
sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang
karet menuju ke alat pengabut bersama dengan cairan. Cairan dengan tekanan
tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga
cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus. Dengan bentuk
dan ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke
seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman(Sudarmo, 1997).
3.2.2.
Automatic Sprayer
Sprayer
otomatis dan sprayer semi otomatis adalah alat
aplikasi pestisida dengan prinsip kerja yang sama hanya saja berbeda dalam hal
komponennya. Pada alat sprayer otomatis tidak ada
tabung khusus yang digunakan sebagai tempat cadangan tekanan karena seluruh
tekanan memenuhi tangki sprayer. Oleh karena itu tangki sprayer otomatis harus
terbuat dari bahan yang kuat dengan tekanan. Dengan perbedaan tersebut maka
cara aplikasinya pun sedikit berbeda. Jika sprayer otomatis harus dipompa
hingga penuh sebelum aplikasi, sprayer semi otomatis harus dipompa selama
aplikasi hingga volume pestisida habis.
3.2.3.
Mist Duster Sprayer
Mist
Duster Sprayer mempunyai 1 tabung dimana pestisida
dicampur dengan air hingga terbentuk larutan. Kemudian larutan pestisida
tersebut dimasukkan dalam tabung. Kemudian disemprotkan ke tanaman dimana pestisida
yang keluar berupa uap atau embun.
Alat ini hanya digunakan pengaplikasian pestisida padat
atau serbuk dimana pestisida dalam bentuk debu terdiri dari bahan yang kering
dan halus, yang mengandung bahan aktif 1 -10 persen, ukuran partikelnya
berkisar lebih kecil dari 75 mikron. Aplikasinya tanpa dicampur dengan bahan
lain dan dimanfaatkan untuk mengatasi pertanaman yang berdaun rimbun/lebat,
karena partikel debu dapat masuk keseluruh bagian pohon.
3.2.4.
Swing Fog
Mesin
pengabut Swing Fog bekerja
berdasarkan prinsip semburan berpulsa.
Campuran bahan bakar bensin dan udara secara berseri dibakar dalam ruang
pembakaran yang berbentuk khusus pada getaran sekitar 90 pulsa per detik. Gas
hasil pembakaran keluar melalui pipa yang lebih kecil dari ruang pembakaran.
Larutan bahan kimia di ujung
resonator, lewat arus pulsa gas, kemudian pecah menjadi jutaan partikel kecil,
dihembuskan ke udara dalam bentuk kabut tebal. Temperatur di
ujung resonator, tempat cairan bahan kimia mengalir
berkisar antara 40 sampai 60oC
tanpa mengurai komposisi bahan aktif
(Soetikno, 1992).
3.2.5.
Soil Injector
Prinsip
kerja
soil injector ini yaitu mula-mula
cairan pestisida dimasukkan ke dalam tangki. Kemudian kepala penusuk tanah
dimasukkan ke dalam tanah sampai lubang pengatur dalamnya injeksi. Selanjutnya
kenop injeksi ditekan ke bawah, sehingga cairan keluar dari lubang nozzel. Alat
ini digunakan untuk fumigasi tanah, atau memberikan nematisida yang berbentuk
cair dan bersifat fumigan pada perkebunan yang tidak luas dan biasanya
digunakan secara manua (Djojosumarto, 2000).
3.2.6.
Micron Ulva
Komponen atau bagian utama alat ini
adalah cakram yang berputar. Cairan semprot dialirkan ke nozzel pada cakram
tersebut. Selanjutnya cakram yang berputar itu akan memecah cairan menjadi
droplet oleh gaya sentrifugal. Pola semprotan berupa lingkaran, ukuran
dropletnya bervariasi tergantung pada kecepatan putaran cakram. Ukuran droplet
untuk mikron ulva sangat halus dan seragam. Enzimnya menggunakan baterai 1,5
volt memenuhi sepanjang pipa (± 6 buah). Setelah saklar dihidupkan maka dinamo
akan berputar sehingga kincir juga berputar dan cairan keluar. Bahan untuk
aplikasinya adalah ULV yaitu bahan aktif langsung, tanpa air tetapi bentuknya
sudah berupa cairan.
3.2.7.
Emposan
Emposan
sederhananya adalah alat penghembus asap yang diproses
dari pembakaran bahan bakar jerami kering atau kelapa kering yang divampur
belerang. Komponen utama dari alat ini terdiri dari unit hembus (rumah kipas,
daun kipas, proses kipas, roda pemutar, sabuk pemutar dan engkol), tabung bakar
ramuan dan tutup penyulut bahan bakar. Setelah jerami dibakar, penyulut ditutup,
engkol diputar hingga keluar asap dan asap diarahkan ke lubang tikus.
IV.
KESIMPULAN
Dari pengamatan
yang telah dilakukan, dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut.
1.
Beberapa
macam alat aplikasi pestisida yaitu semi
automatic sprayer, automatic sprayer,
mist duster sprayer, swing fog, soil injector, micron ulva, dan emposan.
2.
Bagian utama
pada semua alat aplikasi pestisida yaitu tabung tempat pestisida dan nozzle.
3.
Beberapa
macam bentuk pestisida yang dikeluarkan dari alat aplikasi, beberapa
diantaranya yaitu semprot (cair), uap, dan gas.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmo,
RM. 1997. Pengendalian Serangga Hama Sayuran dan Palawija.
Kanisius. Jakarta.
Suharno, Benidiktus. 2005. Handsprayer Alat Penyemprot Pertanian.
Kumpulan Artikel Alat & Mesin Pertanian.
Soetikno
S. 1992. Pestisida Dasar-Dasar Dan Dampak Penggunaanya.
Gramedia. Jakarta.
Djojosumarto,
P., 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.
Yogyakarta.
LAMPIRAN
0 comments:
Post a Comment