Saturday, April 15, 2017

5. PENGENALAN ALAT DAN APLIKASI PESTISIDA

PENGENALAN ALAT DAN APLIKASI PESTISIDA
( Laporan Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman)





Oleh

Adinda Kusuma Dewi Rachmat
1314121006

















LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I.                   PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang
Dalam proses budi daya pertanian tidak terlepas dari apa yang namanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), kerugian akibat serangan hama bisa mencapai 37 %, penyakit 35 %, gulma 29 %, dan bahkan akibat yang di timbulkan oleh serangan hama tikus bisa menyebabkan gagal panen (puso). Pengendalian OPT bertujuan untuk mempertahankan produksi pertanian agar produksi tetap optimal, pengendalian hama adalah usaha –usaha manusia untuk menekan populasi hama sampai dibawah ambang batas yang merugikan secara ekonomi.
Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan pendekatan Pengendalia Terpadu, yaitu memilih suatu cara atau menggabungkan beberapa cara pengendalian, sehingga tidak merugikan secara ekonomis, biologi dan ekologi. Dengan tingkat kesadaran yang tinggi tentang lingkungan yang sehat dan pertanian yang berkelanjutan diperlukan cara pengendalian yang tepat. Dalam menangani OPT (organisme pengganggu tanaman) petani dewasa ini sering menggunakan pestisida. Pestisida merupakan zat yang mampu membasmi OPT. (Suharno,2005)
Peran alat aplikasi pestisida juga sangat penting mengingan pestisida merupakan zat kimia berbahaya juga untuk memudahkan penggunaan pestisida tersebut. Alat-alat aplikasi pestisida memiliki berbagai macam jenis dengan fungsi yang berbeda-berbeda tergantung sasaran yang akan dikendalikan. Pengetahuan tentang bagian-bagian alat aplikasi pestisida beserta mekanisme kerjanya penting untuk


diketahui agar saat aplikasinya nanti dapat lebih efisien dan efektif. Untuk itu diperlukan pengenalan terlebih dahulu mengenai alat-alat tersebut baik dari bagian-bagiannya hingga mekanisme kerja alat tersebut. Dalam praktikum ini akan dibahas mengenai alat-alat aplikasi pestisida beserta mekanisme kerjanya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum pengenalan alat pestisida ini adalah sebagai berikut.
1.   Mengenal beberapa macam alat aplikasi pestisida.
2.   Mengetahui bagian dan mekanisme kerja alat aplikasi pestisida.




II.                METODOLOGI PRAKTIKUM


2.1 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai specimen pada praktikum ini adalah semi automatic sprayer, automatic sprayer, mist duster sprayer, swing fog, soil injector, micron ulva, dan emposan.
2.2 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.   Bagian-bagian alat aplikasi pestisida digambar dan diberi nama bagian-bagiannya.
2.   Dicatat ekanisme kerja, kegunaan, kelebihan, dan kelemahannya.



III.             HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Pengamatan
Hasil dari pengamatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.
No
Gambar
Keterangan
1

Semi automatic sprayer

2

Automatic sprayer

3

Mist duster sprayer



4

Swing fog

5

Soil injector

6

Micron ulva

7

Emposan


3.2 Pembahasan
3.2.1. Semi Automatic Sprayer
Alat semprot semi otomatis memiliki bagian- bagian antara lain tuas penyemprot, nozzel, batang semprot, mulut tangki, memiliki satu tabung untuk menampung cairan pestisida sekaligus menampung tekanan udara serta tali untuk menggendong alat. Kapasitas atau daya tampung alat dapat mencapai 17 liter dan terbuat dari logam besi.
Prinsip kerja alat semprot semi otomatis ini adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni tekanan dalam tabung khusus dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut bersama dengan cairan. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus. Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman(Sudarmo, 1997).
3.2.2. Automatic Sprayer
Sprayer otomatis dan sprayer semi otomatis adalah alat aplikasi pestisida dengan prinsip kerja yang sama hanya saja berbeda dalam hal komponennya. Pada alat sprayer otomatis tidak ada tabung khusus yang digunakan sebagai tempat cadangan tekanan karena seluruh tekanan memenuhi tangki sprayer. Oleh karena itu tangki sprayer otomatis harus terbuat dari bahan yang kuat dengan tekanan. Dengan perbedaan tersebut maka cara aplikasinya pun sedikit berbeda. Jika sprayer otomatis harus dipompa hingga penuh sebelum aplikasi, sprayer semi otomatis harus dipompa selama aplikasi hingga volume pestisida habis.
3.2.3. Mist Duster Sprayer
Mist Duster Sprayer mempunyai 1 tabung dimana pestisida dicampur dengan air hingga terbentuk larutan. Kemudian larutan pestisida tersebut dimasukkan dalam tabung. Kemudian disemprotkan ke tanaman dimana pestisida yang keluar berupa uap atau embun.
Alat ini hanya digunakan pengaplikasian pestisida padat atau serbuk dimana pestisida dalam bentuk debu terdiri dari bahan yang kering dan halus, yang mengandung bahan aktif 1 -10 persen, ukuran partikelnya berkisar lebih kecil dari 75 mikron. Aplikasinya tanpa dicampur dengan bahan lain dan dimanfaatkan untuk mengatasi pertanaman yang berdaun rimbun/lebat, karena partikel debu dapat masuk keseluruh bagian pohon.
3.2.4. Swing Fog
Mesin pengabut Swing Fog bekerja berdasarkan prinsip semburan berpulsa. Campuran bahan bakar bensin dan udara secara berseri dibakar dalam ruang pembakaran yang berbentuk khusus pada getaran sekitar 90 pulsa per detik. Gas hasil pembakaran keluar melalui pipa yang lebih kecil dari ruang pembakaran. Larutan bahan kimia di ujung resonator, lewat arus pulsa gas, kemudian pecah menjadi jutaan partikel kecil, dihembuskan ke udara dalam bentuk kabut tebal. Temperatur di ujung resonator, tempat cairan bahan kimia mengalir berkisar antara 40 sampai 60oC tanpa mengurai komposisi bahan aktif (Soetikno, 1992).
3.2.5. Soil Injector
Prinsip kerja soil injector ini yaitu mula-mula cairan pestisida dimasukkan ke dalam tangki. Kemudian kepala penusuk tanah dimasukkan ke dalam tanah sampai lubang pengatur dalamnya injeksi. Selanjutnya kenop injeksi ditekan ke bawah, sehingga cairan keluar dari lubang nozzel. Alat ini digunakan untuk fumigasi tanah, atau memberikan nematisida yang berbentuk cair dan bersifat fumigan pada perkebunan yang tidak luas dan biasanya digunakan secara manua (Djojosumarto, 2000).
3.2.6. Micron Ulva
Komponen atau bagian utama alat ini adalah cakram yang berputar. Cairan semprot dialirkan ke nozzel pada cakram tersebut. Selanjutnya cakram yang berputar itu akan memecah cairan menjadi droplet oleh gaya sentrifugal. Pola semprotan berupa lingkaran, ukuran dropletnya bervariasi tergantung pada kecepatan putaran cakram. Ukuran droplet untuk mikron ulva sangat halus dan seragam. Enzimnya menggunakan baterai 1,5 volt memenuhi sepanjang pipa (± 6 buah). Setelah saklar dihidupkan maka dinamo akan berputar sehingga kincir juga berputar dan cairan keluar. Bahan untuk aplikasinya adalah ULV yaitu bahan aktif langsung, tanpa air tetapi bentuknya sudah berupa cairan.
3.2.7. Emposan
Emposan sederhananya adalah alat penghembus asap yang diproses dari pembakaran bahan bakar jerami kering atau kelapa kering yang divampur belerang. Komponen utama dari alat ini terdiri dari unit hembus (rumah kipas, daun kipas, proses kipas, roda pemutar, sabuk pemutar dan engkol), tabung bakar ramuan dan tutup penyulut bahan bakar. Setelah jerami dibakar, penyulut ditutup, engkol diputar hingga keluar asap dan asap diarahkan ke lubang tikus.


IV.             KESIMPULAN


Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut.
1.      Beberapa macam alat aplikasi pestisida yaitu semi automatic sprayer, automatic sprayer, mist duster sprayer, swing fog, soil injector, micron ulva, dan emposan.
2.      Bagian utama pada semua alat aplikasi pestisida yaitu tabung tempat pestisida dan nozzle.
3.      Beberapa macam bentuk pestisida yang dikeluarkan dari alat aplikasi, beberapa diantaranya yaitu semprot (cair), uap, dan gas.



DAFTAR PUSTAKA


Sudarmo, RM. 1997. Pengendalian Serangga Hama Sayuran dan Palawija.
            Kanisius. Jakarta.
Suharno, Benidiktus. 2005. Handsprayer Alat Penyemprot Pertanian. Kumpulan Artikel Alat & Mesin Pertanian.

Soetikno S. 1992. Pestisida Dasar-Dasar Dan Dampak Penggunaanya.
            Gramedia. Jakarta.
Djojosumarto, P., 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.
            Yogyakarta.








LAMPIRAN

aftimar

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Post a Comment

Manual Categories