PENGENALAN
ALAT DAN APLIKASI PESTISIDA
(Laporan Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman)
Oleh
Apriyanti
1314121019
LABORATORIUM
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2015
I.PENDAHULUAN
1.1Latar
Belakang
Pestisida
adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk mengendalikan berbagai hama dan penyakit pada kegiatan budidaya
tanaman. Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang
mengatur atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian – bagian tanaman.
Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT),penggunaan pestisida ditujukan
bukan untuk memberantas atau membunuh hama , namun lebih dititikberatkan untuk
mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi
atau ambang kendali.
Penggunaan pestisida sebagai
pengendali hama dan penyakit dengan alasan dapat diaplikasikan dengan mudah,
dapat dilakukan disetiap tempat dan waktu, hasilnya dapat dilihat dalam waktu
singkat, dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu singkat, dan
mudah diperoleh. Namun penggunaan pestisida kini mulai banyak dikurangi akibat
dampak negatifnyaPenggunaan pestisida merupakan
alternatif terakhir dalam pengendalian hama terpadu. Penggunaan pestisida harus
memperhatikan tiga hal, yaitu tepat waktu, tepat sasaran dan tepat dosis.
Keberhasilan
penggunaan pestisida sangat ditentukan oleh teknik aplikasi yang tepat, yang
menjamin pestisida tersebut mencapai jasad sasaran dimaksud, selain juga oleh
faktor jenis, dosis dan saat aplikasi yang tepat. Dengan kata lain tidak ada
pestisida yang dapat berfungsi dengan baik kecuali bila diaplikasikan dengan
tepat. Penggunaan jenis alat semprot dan mengetahui jumlah larutan yang harus disemprotkan
per satuan luas, , atau tipe nozzle apa yang harus digunakan dapat dengan mudah
ditentukan berdasarkan perhitungan.
Sedangkan
untuk kecepatan berjalan penyemprot, khususnya untuk alat semprot yang
digendong, sulit untuk dapat diatur atau diubah. Oleh karena itu, diperlukan
adanya perhitungan dan percobaan mengenai tipe-tipe alat semprot, volume
semprot, dosis, dan aplikasi yang tepat.
1.2Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.Mengenal
beberapa macam alat aplikasi pestisida.
2.Mengetahui bagian dan mekanisme kerja alat.
II.METODOLOGI
PRAKTIKUM
2.1Alat dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan yaitu alat tulis dan kamera handphone. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu contoh alat aplikasi pestisida.
2.2Prosedur Kerja
Adapun
prosedur kerja yang kami lakukan yaitu:
1. Penjelasan
oleh asisten tentang alat aplikasi pestisida.
2. Pengenalan
masing-masing alat aplikasi pestisida.
3. Penjelasan
aplikasi pestisida pada tanaman.
4. Dokumentasi
alat aplikasi pestisida oleh mahasiswa.
III.
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil Pengamatan
No
|
Gambar
|
Nama Alat
|
1
|
|
Semi Automatic Sprayer
|
2
|
|
Automatic Sprayer
|
3
|
|
Mist Duster Sprayer
|
4
|
|
Swing Fog
|
5
|
|
Soil Injector
|
6
|
|
Micron Ulva
|
7
|
|
Emposan
|
3.2Pembahasan
1.
Semi Automatic
Sprayer
Alat
ini berfungsi untuk memecahkan cairan yang disemprotkan menjadi tetesan
kecil (droplet) dan mendistribusikan secara merata pada objek yang dilindungi
dengan menggunakan tekanan udara yang berasal dari pompaan pada tuas pompa.
Bagian – bagian:
1. Nosel
2. Laras
3. Pemompa
4. Pelatuk/kran
5. Selang
6. Tali
punggung
7. Tabung
cairan
Cara penggunaannya dengan memasukkan cairan
yang akan digunakan kedalam tangki lalu menutupnya dengan rapat lalu memompa
cairan dengan tuas pompa sehingga cairan keluar lalu mengarahkan laras kebawah
atau pada bagian tanaman yang akan disemprot dengan membuka kran atau pelatuk
maka cairan akan keluar.
Kelebihan penggunaan alat ini yaitu:
1.komponen yang digunakan
relatif sederhana untuk dioperasikan
2.Peralatan fleksibel dan perubahan sedikit
dapat digunakan untuk sasaran yang berbeda.
Sedangkan kelemahan penggunaan alat ini
yaitu:
1.Droplet yang dihasilkan
dalam kisaran diameter yang luas mengakibatkan banyak pestisida yang terbuang.
2.Penggunaan yang bervariasi dan komponen (Sudarmo, S.
1991).
2. Automatic
sprayer
Automatic Sprayer adalah jenis sprayer yang menggunakan
tenagapenggerak tangan dimana tekanan diberikan dengan pemompaansebelum
penyemprotan dilakukan. Sprayer ini disebut juga comprassedair sprayer dengan
tekanan dalam tangki sekitar 140-200 psi atau 10-14kg/cm.
Kelebihan dari
penggunaan alat ini adalah:
1. Lebih ramah lingkungan
jikadibandingkan dengan sprayer yangmenggunakan tenaga motor.Selain itu lebih
ringan.
2. Lebih hemat dan murah.
3. Ramah lingkungan karena
tidak menghasilkan polusi yang mencemari lingkungan.
Kekurangan penggunaan alat ini adalah:
1. Operator harus konstan
dalammemberikan tekanan, karenaapabila tidak maka akan menyebabkan
butiran-butiranherbisida tidak konstan dari waktu ke waktu.
2. Hanya dapat digunakan pada jeniscairan
saja.
3. Memerlukan tekanan yang
tinggisehingga membuat operator harus bekerja ekstra untuk menghasilkan hasil
yang optimum.
Bagian – bagian dari automatic sprayer:
1. Tangki dari
bahan plat tahan karat, untuk menampung cairan
2. Unit pompa,
yang terdiri dari silinder pompa, piston dari kulit
3. Tangkai
pompa, untuk memompa cairan
4. Saluran
penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang bagian
ujungnya dilengkapi nosel
5. Manometer,
untuk mengukur tekanan udara di dalam tangki
6. Sabuk
penggendong
7. Selang karet
8. Piston pompa
9. Katup
pengatur aliran cairan keluar dari tangki
10. Katup
pengendali aliran cairan bertekanan yang ke luar dari selang karet
11. Laras pipa
penyalur aliran cairan bertekanan dari selang menuju ke nosel
12. Nosel, untuk
memecah cairan menjadi pertikel halus
Prinsip kerja alat penyemprot ini adalah memecah cairan
menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran
yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh
permukaan daun atau tajuk tanaman. Untuk memperoleh butiran halus, biasanya
dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan
tekanan (hydraulic atomization), yakni cairan di dalam tangki dipompa sehingga
mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang karet
menuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui
celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi
partikel-partikel yang sangat halus (Djojosumarto,2004).
3.Mist Duster Sprayer
Alat ini digunakan untuk aplikasi pestisida padat atau
serbuk. pestisida dalam bentuk debu terdiri dari bahan pembawa yang kering dan
halus, yang mengandung bahan aktif 1 -10 persen, ukuran partikelnya berkisar
lebih kecil dari 75 mikron. Aplikasinya tanpa dicampur dengan bahan lain dan
dimanfaatkan untuk mengatasi pertanaman yang berdaun rimbun/lebat, karena
partikel debu dapat masuk keseluruh bagian pohon. Penggunaan sprayer didasarkan pada tujuan. Kemudian dalam
pengaplikasian pestisida, diperlukan pengetahuan yang baik agar penggunaan
pestisida tidak menyebabkan kerugian atau dalam kata lain boros. Pengetahuan
ini lebih tergantung kepada jenis pestisida dan dosis yang digunakan. Dalam hal
ini, dosis yang digunakan baiknya tepat atau mendekati tepat dalam
pengaplikasiannya. Dengan demikian efek atau keampuhan pestisida yang digunakan
dapat dibuat seoptimal mungkin.
Bagian-
bagian:
1.Tempat
pestisida
2. Tangki
bensin
3. Selang
4.Nozel
5. Blower
Bagian-bagian mist duster sprayernberdasarkan
sistem/prinsip kerjanya, yaitu pengabut bermotor dibagi menjadi:
a. Penyabut bermotor dengan menggunakan perlengkapan pompa (mist pompa) agitasi mekanis.
b. Penyabut tak bermotor dengan sistem tekanan udara (air fissure) agitasi udara
a. Penyabut bermotor dengan menggunakan perlengkapan pompa (mist pompa) agitasi mekanis.
b. Penyabut tak bermotor dengan sistem tekanan udara (air fissure) agitasi udara
Cara Kerja:
1.Buka aliran bensin
2.Apabila mesin masih dingin, tekan choke
karburator sehingga bensin di tempatkarburator penuh
3.Buka gas kurang lebih setengahnya
4.Tarik starter dengan hati-hati, jangan
dihentakkan
5.Apabila mesin hidup, mulailah mengatur gas
sehingga mesin berjalan normal
Kelebihan
penggunaan alat ini yaitu:
1. Tidak membutuhkan tenaga karena menggunakan
tenaga motor.
2. Tenaganya dapat diatur dan disesuaikan dengan
kebutuhan.
3. Dapat digunakan pada zat berbentuk tepung.
Sedangkan
kelemahannya adalah:
1. Polusi yang diakibatkan oleh motor penggerak
tidak ramah lingkungan.
2. Lebih berat karena terdapat motor penggerak yang
membuat sprayer lebih berat.
3.
Harganya cenderung lebih mahal (Djojosumarto,2004).
4.
Swing fog
Swing Fog atau mesin pengabut yang berbahan
bakar bensin yang dikembangkan oleh Motan, bekerja berdasarkan prinsip
semburan berpulsa. Campuran bahan bakar bensin dan udara secara
berseri dibakar dalam ruang pembakaran yang berbentuk khusus pada getaran
sekitar 90 pulsa per detik. Gas hasil pembakaran keluar melalui pipa yang lebih
kecil dari ruang pembakaran. Larutan bahan kimia di ujung resonator, lewat arus
pulsa gas, kemudian pecah menjadi jutaan partikel kecil, dihembuskan ke udara
dalam bentuk kabut tebal. Temperatur di ujung resonator, tempat cairan bahan
kimia mengalir berkisar antara 40 sampai 60oC tanpa mengurai komposisi
bahan aktif
Bagian-bagian alat:
1. Soket
pipa pengabut
2. Pipa
larutan bahan kimia
3. Keran
larutan bahan kimia
4. Pipa
tekanan udara
5. Pompa
6. Busi
7. Karburator
8. Katup
udara
9. Tanki
bahan bakar
10. Tanki
larutan bahan kimia
11. Nozle/pengatur
output
12. Tabung
batu baterai
13. Pipa
pendingin dan resonator
14. Tabung
pengabut
Cara aplikasi dengan memompa pada bagian atas yang berbentuk bulat
setengah lingkaran dan berbahan karet. Output yang dikeluarkannya
adalah asap.Kelebihan
alat ini yaitu dapat digunakan dalam meng-cover daerah yang luas
dalam waktu cepat bila cara penyemprotannya tepat.Kekurangannya adalah sifat
pengendaliannya hanya sementara, hanya berkisar 3-6 jam (Sumintapura
dan Iskandar,1975).
5.Soil injector
Soil injector adalah alat untuk aplikasi pestisida yang
disuntikkan ke dalam tanah.Cara kerjanya, masukkan pestisida dalam bentuk
cairan. Kemudian, lakukan alat dengan penyuntikan alat ke dalam tanah
sehingga dapat mematikan jenis hama serangga dalam tanah.
Mekanisme kerja alat
ini yaitu mula-mula cairan pestisida dimasukkan ke dalam tangki. Kemudian
kepala penusuk tanah dimasukkan ke dalam tanah sampai lubang pengatur dalamnya
injeksi. Selanjutnya kenop injeksi ditekan ke bawah, sehingga cairan keluar
dari lubang nozzel. Alat ini digunakan untuk fumigasi tanah, atau memberikan
nematisida yang berbentuk cair dan bersifat fumigan pada perkebunan yang tidak
luas dan biasanya digunakan secara manual (Manuaba, 2008).
6.Micron ulva
Alat
ini di beri nama ULVA+.Dengan teknologi CDA (controller Droplet
Applicator)maka alat ini mampu menyemprot pestisida dengan volume semprot
berkisar antara 20 s.d 40 ltr/ha. ULVA+ yang bertenaga baterei juga sangat
ringan dengan bobot kosong hanya 1.6 kgsehingga akan memudahkan petani dalam
mengaplikasikan pestisida. Karena hanya membutuhkan volume larutan yang sedikit
maka penggunaan ULVA+ juga akan mempercepat proses penyemprotan menjadi hanya 2
s.d 3 jam/ha dibandingkan dengan alat semprot biasa yang mencapai 5 s.d 6
jam/ha.
Beberapa
keunggulan yang di tawarkan oleh alat semprot ULVA+ ini antara lain:
1.Hemat
air sampai dengan 80%
2.Hemat
pestisida (bahan) sampai dengan 40%
3.Hemat
waktu dan biaya tenaga kerja sampai dengan 50%
4.Ringan
bahkan mudah di gunakan oleh wanita
Komponen
utama alat ini adalah piringan atau cakram yang berputar. Cairan semprot
dialirkan ke nozzel pada cakram tersebut. Selanjutnya cakram yang berputar itu
akan memecah cairan menjadi droplet oleh gaya sentrifugal. Pola semprotan
berupa lingkaran, ukuran dropletnya bervariasi tergantung pada kecepatan
putaran cakram. Ukuran droplet untuk mikron ulva sangat halus dan seragam.
Enzimnya menggunakan baterai 1,5 volt memenuhi sepanjang pipa (± 6 buah).
Setelah saklar dihidupkan maka dinamo akan berputar sehingga kincir juga berputar
dan cairan keluar. Bahan untuk aplikasinya adalah ULV yaitu bahan aktif
langsung, tanpa air tetapi bentuknya sudah berupa cairan ( Sudarmo, S.
1991).
7.Emposan
Alat ini efektif untuk digunakan membasmi
hama tikus disawah. Caranya adalahdengan membakar jerami plus belerang didalam
tabung alat, kemudian menghembuskanangin dengan cara memutar tuas kipas, maka
asap beracun akan keluar. Asap inilah yangdimasukkan/diarahkan ke dalam
lubang-lubang tempat tikus bersembunyi dilahan persawahan. Dengan pengasapan
ini maka tikus-tikus tersebut akan mati.
Komponen utama dari
alat ini terdiri dari unit hembus (rumah kipas, daun kipas, proses kipas, roda
pemutar, sabuk pemutar dan engkol), tabung bakar ramuan dan tutup penyulut
bahan bakar. Setelah jerami dibakar, penyulut ditutup, engkol diputar hingga
keluar asap dan asap diarahkan ke lubang tikus (Soetikno S. 1992).
IV.Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1.
Alat aplikasi pestisida bertujuan untuk
memudahkan dalam pengaplikasian pesisida.
2.
Penggunaan alat aplikasi pestisida
disesuaikan tergantung dengan formulasi pestisida.
3.
Formulasi pestisida berbentuk cair diaplikasikan
menggumakan semi automatic sprayer ataua automatic sprayer, sedangkan untuk pestisida berbentuk tepung dapat
menggunakan mist duster.
DAFTAR
PUSTAKA
Djojosumarto, P., 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian.
Yogyakarta : Kanisius
.
Manuaba, I.
B. P. 2008. Cemaran Pestisida Fosfat-Organik di Air Danau Buya
Buleleng Bali. Jurnal Kimia, 2(1): 7-14.
Soetikno
S. 1992. Pestisida Dasar-Dasar Dan Dampak Penggunaanya.
Gramedia. Jakarta.
Sudarmo, S. 1991. Pestisida. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Sumintapura,
A.H. dan Iskandar, R.S., 1975. Herbisida dan Pemakaiannya. Bandung : Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran.
LAMPIRAN
0 comments:
Post a Comment