Saturday, April 15, 2017

2. PENGENALAN ALAT DAN APLIKASI PESTISIDA

PENGENALAN ALAT DAN APLIKASI PESTISIDA
(Laporan Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman)









Oleh

Apriyanti
1314121019












LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015


I.PENDAHULUAN


1.1Latar Belakang
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama dan penyakit pada kegiatan budidaya tanaman. Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian – bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT),penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama , namun lebih dititikberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali.

 Penggunaan pestisida sebagai pengendali hama dan penyakit dengan alasan dapat diaplikasikan dengan mudah, dapat dilakukan disetiap tempat dan waktu, hasilnya dapat dilihat dalam waktu singkat, dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu singkat, dan mudah diperoleh. Namun penggunaan pestisida kini mulai banyak dikurangi akibat dampak negatifnyaPenggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir dalam pengendalian hama terpadu. Penggunaan pestisida harus memperhatikan tiga hal, yaitu tepat waktu, tepat sasaran dan tepat dosis.

Keberhasilan penggunaan pestisida sangat ditentukan oleh teknik aplikasi yang tepat, yang menjamin pestisida tersebut mencapai jasad sasaran dimaksud, selain juga oleh faktor jenis, dosis dan saat aplikasi yang tepat. Dengan kata lain tidak ada pestisida yang dapat berfungsi dengan baik kecuali bila diaplikasikan dengan tepat. Penggunaan jenis alat semprot dan mengetahui jumlah larutan yang harus disemprotkan per satuan luas, , atau tipe nozzle apa yang harus digunakan dapat dengan mudah ditentukan berdasarkan perhitungan.


Sedangkan untuk kecepatan berjalan penyemprot, khususnya untuk alat semprot yang digendong, sulit untuk dapat diatur atau diubah. Oleh karena itu, diperlukan adanya perhitungan dan percobaan mengenai tipe-tipe alat semprot, volume semprot, dosis, dan aplikasi yang tepat.

1.2Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.Mengenal beberapa macam alat aplikasi pestisida.
2.Mengetahui bagian dan mekanisme kerja alat.



II.METODOLOGI PRAKTIKUM


2.1Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan yaitu alat tulis dan kamera handphone. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu contoh alat aplikasi pestisida.

2.2Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang kami lakukan yaitu:
1.      Penjelasan oleh asisten tentang alat aplikasi pestisida.
2.      Pengenalan masing-masing alat aplikasi pestisida.
3.      Penjelasan aplikasi pestisida pada tanaman.
4.      Dokumentasi alat aplikasi pestisida oleh mahasiswa.


















III.             HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan
No
Gambar
Nama Alat
1


Semi Automatic Sprayer
2


Automatic Sprayer
3


Mist Duster Sprayer
4


Swing Fog
5


Soil Injector
6


Micron Ulva
7


Emposan



3.2Pembahasan

1.        Semi Automatic Sprayer
Alat ini berfungsi untuk memecahkan cairan yang disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan secara merata pada objek yang dilindungi dengan menggunakan tekanan udara yang berasal dari pompaan pada tuas pompa.

Bagian – bagian:
1.      Nosel
2.      Laras
3.      Pemompa
4.      Pelatuk/kran
5.      Selang
6.      Tali punggung
7.      Tabung cairan

Cara penggunaannya dengan memasukkan cairan yang akan digunakan kedalam tangki lalu menutupnya dengan rapat lalu memompa cairan dengan tuas pompa sehingga cairan keluar lalu mengarahkan laras kebawah atau pada bagian tanaman yang akan disemprot dengan membuka kran atau pelatuk maka cairan akan keluar.

Kelebihan penggunaan alat ini yaitu:
1.komponen yang digunakan relatif sederhana untuk dioperasikan
2.Peralatan fleksibel dan perubahan sedikit dapat digunakan untuk sasaran yang berbeda.
Sedangkan kelemahan penggunaan alat ini yaitu:
1.Droplet yang dihasilkan dalam kisaran diameter yang luas mengakibatkan banyak pestisida yang terbuang.
2.Penggunaan yang bervariasi dan komponen (Sudarmo, S. 1991).

2. Automatic sprayer

Automatic Sprayer adalah jenis sprayer yang menggunakan tenagapenggerak tangan dimana tekanan diberikan dengan pemompaansebelum penyemprotan dilakukan. Sprayer ini disebut juga comprassedair sprayer dengan tekanan dalam tangki sekitar 140-200 psi atau 10-14kg/cm.
Kelebihan dari penggunaan alat ini adalah:
1.    Lebih ramah lingkungan jikadibandingkan dengan sprayer yangmenggunakan tenaga motor.Selain itu lebih ringan.
2.    Lebih hemat dan murah.
3.    Ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi yang mencemari lingkungan.

Kekurangan penggunaan alat ini adalah:
1.    Operator harus konstan dalammemberikan tekanan, karenaapabila tidak maka akan menyebabkan butiran-butiranherbisida tidak konstan dari waktu ke waktu.
2.    Hanya dapat digunakan pada jeniscairan saja.
3.    Memerlukan tekanan yang tinggisehingga membuat operator harus bekerja ekstra untuk menghasilkan hasil yang optimum.

Bagian – bagian dari automatic sprayer:
1.      Tangki dari bahan plat tahan karat, untuk menampung cairan
2.      Unit pompa, yang terdiri dari silinder pompa, piston dari kulit
3.      Tangkai pompa, untuk memompa cairan
4.      Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang bagian ujungnya dilengkapi nosel
5.      Manometer, untuk mengukur tekanan udara di dalam tangki
6.      Sabuk penggendong
7.      Selang karet
8.      Piston pompa
9.      Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki
10.  Katup pengendali aliran cairan bertekanan yang ke luar dari selang karet
11.  Laras pipa penyalur aliran cairan bertekanan dari selang menuju ke nosel
12.  Nosel, untuk memecah cairan menjadi pertikel halus

Prinsip kerja alat penyemprot ini adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman. Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni cairan di dalam tangki dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus (Djojosumarto,2004).

3.Mist Duster Sprayer

Alat ini digunakan untuk aplikasi pestisida padat atau serbuk. pestisida dalam bentuk debu terdiri dari bahan pembawa yang kering dan halus, yang mengandung bahan aktif 1 -10 persen, ukuran partikelnya berkisar lebih kecil dari 75 mikron. Aplikasinya tanpa dicampur dengan bahan lain dan dimanfaatkan untuk mengatasi pertanaman yang berdaun rimbun/lebat, karena partikel debu dapat masuk keseluruh bagian pohon. Penggunaan sprayer didasarkan pada tujuan. Kemudian dalam pengaplikasian pestisida, diperlukan pengetahuan yang baik agar penggunaan pestisida tidak menyebabkan kerugian atau dalam kata lain boros. Pengetahuan ini lebih tergantung kepada jenis pestisida dan dosis yang digunakan. Dalam hal ini, dosis yang digunakan baiknya tepat atau mendekati tepat dalam pengaplikasiannya. Dengan demikian efek atau keampuhan pestisida yang digunakan dapat dibuat seoptimal mungkin.

Bagian- bagian:
1.Tempat pestisida
2. Tangki bensin
3. Selang
4.Nozel
5. Blower
Bagian-bagian mist duster sprayernberdasarkan sistem/prinsip kerjanya, yaitu pengabut bermotor dibagi menjadi:
a. Penyabut bermotor dengan menggunakan perlengkapan pompa (mist pompa) agitasi mekanis.
 b. Penyabut tak bermotor dengan sistem tekanan udara (air fissure) agitasi udara
Cara Kerja:
1.Buka aliran bensin
2.Apabila mesin masih dingin, tekan choke karburator sehingga bensin di tempatkarburator penuh
3.Buka gas kurang lebih setengahnya
4.Tarik starter dengan hati-hati, jangan dihentakkan
5.Apabila mesin hidup, mulailah mengatur gas sehingga mesin berjalan normal

Kelebihan penggunaan alat ini yaitu:
1.    Tidak membutuhkan tenaga karena menggunakan tenaga motor.
2.    Tenaganya dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan.
3.    Dapat digunakan pada zat berbentuk tepung.

Sedangkan kelemahannya adalah:
1.    Polusi yang diakibatkan oleh motor penggerak tidak ramah lingkungan.
2.    Lebih berat karena terdapat motor penggerak yang membuat sprayer lebih berat.
3.    Harganya cenderung lebih mahal (Djojosumarto,2004).

4.    Swing fog
 Swing Fog atau mesin pengabut yang berbahan bakar bensin yang dikembangkan oleh Motan, bekerja berdasarkan prinsip semburan berpulsa. Campuran bahan bakar bensin dan udara secara berseri dibakar dalam ruang pembakaran yang berbentuk khusus pada getaran sekitar 90 pulsa per detik. Gas hasil pembakaran keluar melalui pipa yang lebih kecil dari ruang pembakaran. Larutan bahan kimia di ujung resonator, lewat arus pulsa gas, kemudian pecah menjadi jutaan partikel kecil, dihembuskan ke udara dalam bentuk kabut tebal. Temperatur di ujung resonator, tempat cairan bahan kimia mengalir berkisar antara 40 sampai 60oC tanpa mengurai komposisi bahan aktif

Bagian-bagian alat:
1.      Soket pipa pengabut
2.      Pipa larutan bahan kimia
3.      Keran larutan bahan kimia
4.      Pipa tekanan udara
5.      Pompa
6.      Busi
7.      Karburator
8.      Katup udara
9.      Tanki bahan bakar
10.  Tanki larutan bahan kimia
11.  Nozle/pengatur output
12.  Tabung batu baterai
13.  Pipa pendingin dan resonator
14.  Tabung pengabut
                   
Cara aplikasi dengan memompa pada bagian atas yang berbentuk bulat setengah lingkaran dan berbahan karet. Output yang dikeluarkannya adalah asap.Kelebihan
 alat ini yaitu dapat digunakan dalam meng-cover daerah yang luas dalam waktu cepat bila cara penyemprotannya tepat.Kekurangannya adalah sifat pengendaliannya hanya sementara, hanya berkisar 3-6 jam (Sumintapura dan Iskandar,1975).

5.Soil injector
Soil injector adalah alat untuk aplikasi pestisida yang disuntikkan ke dalam tanah.Cara kerjanya, masukkan pestisida dalam bentuk cairan. Kemudian, lakukan alat dengan penyuntikan alat ke dalam tanah sehingga dapat mematikan jenis hama serangga dalam tanah.

Mekanisme kerja alat ini yaitu mula-mula cairan pestisida dimasukkan ke dalam tangki. Kemudian kepala penusuk tanah dimasukkan ke dalam tanah sampai lubang pengatur dalamnya injeksi. Selanjutnya kenop injeksi ditekan ke bawah, sehingga cairan keluar dari lubang nozzel. Alat ini digunakan untuk fumigasi tanah, atau memberikan nematisida yang berbentuk cair dan bersifat fumigan pada perkebunan yang tidak luas dan biasanya digunakan secara manual (Manuaba, 2008).
6.Micron ulva
Alat ini di beri nama ULVA+.Dengan teknologi CDA (controller Droplet Applicator)maka alat ini mampu menyemprot pestisida dengan volume semprot berkisar antara 20 s.d 40 ltr/ha. ULVA+ yang bertenaga baterei juga sangat ringan dengan bobot kosong hanya 1.6 kgsehingga akan memudahkan petani dalam mengaplikasikan pestisida. Karena hanya membutuhkan volume larutan yang sedikit maka penggunaan ULVA+ juga akan mempercepat proses penyemprotan menjadi hanya 2 s.d 3 jam/ha dibandingkan dengan alat semprot biasa yang mencapai 5 s.d 6 jam/ha.
Beberapa keunggulan yang di tawarkan oleh alat semprot ULVA+ ini antara lain:
1.Hemat air sampai dengan 80% 
2.Hemat pestisida (bahan) sampai dengan 40%
3.Hemat waktu dan biaya tenaga kerja sampai dengan 50% 
4.Ringan bahkan mudah di gunakan oleh wanita 
Komponen utama alat ini adalah piringan atau cakram yang berputar. Cairan semprot dialirkan ke nozzel pada cakram tersebut. Selanjutnya cakram yang berputar itu akan memecah cairan menjadi droplet oleh gaya sentrifugal. Pola semprotan berupa lingkaran, ukuran dropletnya bervariasi tergantung pada kecepatan putaran cakram. Ukuran droplet untuk mikron ulva sangat halus dan seragam. Enzimnya menggunakan baterai 1,5 volt memenuhi sepanjang pipa (± 6 buah). Setelah saklar dihidupkan maka dinamo akan berputar sehingga kincir juga berputar dan cairan keluar. Bahan untuk aplikasinya adalah ULV yaitu bahan aktif langsung, tanpa air tetapi bentuknya sudah berupa cairan ( Sudarmo, S. 1991).
7.Emposan
Alat ini efektif untuk digunakan membasmi hama tikus disawah. Caranya adalahdengan membakar jerami plus belerang didalam tabung alat, kemudian menghembuskanangin dengan cara memutar tuas kipas, maka asap beracun akan keluar. Asap inilah yangdimasukkan/diarahkan ke dalam lubang-lubang tempat tikus bersembunyi dilahan persawahan. Dengan pengasapan ini maka tikus-tikus tersebut akan mati.

Komponen utama dari alat ini terdiri dari unit hembus (rumah kipas, daun kipas, proses kipas, roda pemutar, sabuk pemutar dan engkol), tabung bakar ramuan dan tutup penyulut bahan bakar. Setelah jerami dibakar, penyulut ditutup, engkol diputar hingga keluar asap dan asap diarahkan ke lubang tikus (Soetikno S. 1992).































IV.Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.    Alat aplikasi pestisida bertujuan untuk memudahkan dalam pengaplikasian pesisida.
2.    Penggunaan alat aplikasi pestisida disesuaikan tergantung dengan formulasi pestisida.
3.    Formulasi pestisida berbentuk cair diaplikasikan menggumakan semi automatic sprayer ataua automatic sprayer, sedangkan  untuk pestisida berbentuk tepung dapat menggunakan mist duster.

















DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto, P., 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta : Kanisius
.
Manuaba, I. B. P. 2008. Cemaran Pestisida Fosfat-Organik di Air Danau Buya                                                                                                                                                                                                        Buleleng Bali. Jurnal Kimia, 2(1): 7-14.

Soetikno S. 1992. Pestisida Dasar-Dasar Dan Dampak Penggunaanya.
            Gramedia. Jakarta.

         Sudarmo, S. 1991. Pestisida. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Sumintapura, A.H. dan Iskandar, R.S., 1975. Herbisida dan Pemakaiannya. Bandung :     Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran.





























LAMPIRAN

aftimar

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Post a Comment

Manual Categories