Saturday, April 15, 2017

SIMULASI PENGAMBILAN SAMPEL DAN SEBARAN SPASIAL POPULASI HAMA




SIMULASI PENGAMBILAN SAMPEL DAN 
SEBARAN SPASIAL POPULASI HAMA
(Laporan Praktikum Bioekologi Hama Tumbuhan)



Oleh
AFTIMAR SYAFITRI T.
1314121008














LABORATORIUM HAMA
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014



I. PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang


Dalam konsep PHT, pengendalian hama merupakan satu kesatuan sistem pengelolaan ekosistem pertanian dengan penekanan pada upaya memadukan secara optimal semua teknologi pengendalian hama yang cocok dan mendorong berfungsinya proses pengendalian alami yang mampu mempertahankan populasi hama pada tingkat keseimbangan yang rendah.

Berdasarkan pola sebaran populasi ulat grayak, pola penarikan contoh yang mempunyai tingkat kepercayaan tinggi dan efisien dapat ditentukan. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa apabila pola sebaran populasi bersifat acak, maka pola penarikan contohnya adalah acak sederhana, sedangkan apabila pola sebaran populasi bersifat mengelompok, maka pola penarikan contohnya adalah acak sepanjang garis diagonal lahan.

Karena banyak kerugian yang dapat ditimbulkan oleh hama, maka perlu dilakukan pengendalian. Sebelum melakukan pengendalian, kita perlu mengetahui tingkatan kerusakan, intensitas dan luar serangan seta populasi hama yang menyerang lahan pertanian. Untuk mengetahui semua hal tersebut, maka perlu dilakukan teknik pengamatan yang efisien. Salah satunya ialah dengan teknik pengambilan sampel seperti yang akan dilakukan dalam praktikum kali ini.

Oleh sebab itu, dilakukan pengambilan sampel yang dilakukan pada sebaran spasial populasi hama yang perlu di kendalikan jika menimbulkan kerusakan ekonomik atau melapaui amabng ekonomi. Informasi yang diperoleh dari sampel diharapkam dapat menduga sifat-sifat yang ada pada populasi tersebut.


1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum tersebut yaitu;

1. Mahasiswa dapat mengetahui pola sebaran spasial populasi hama
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara menurunkan status hama
3. Menyimpulkan pola sebaran berdasarkan nilai rata-rata dan ragam.
4. Mahasiswa dapat mengetahui metode pengambilan sampel hama






II. METODOLOGI PERCOBAAN


2.1 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu: keramik/alas, timbangan, kertas, spidol,dan tinta. Sedangkan bahan yang digunakan ialah beras.


2.2 Cara Kerja

Adapun pelaksanaan praktikum sebagai berikut:

1. Ditimbang beras 20 gr
2. Diberi tinta beras yang akan ditimbang
3. Buat petakan sebanyak 20 petakan pada keramik
4. Ditandai dengan nomor pada tiap petak secara urut horizontal mau pun vertikal.
5. Membuat  pola pengambilan sampel yang terdiri dari 12 petak
6. Praktikan lalu disebar beras dalam genggaman pada petak yang disediakan dengan menutup mata yang ada.
7. Dihitung jumlah beras pada petak yang dijadikan sampel
8. Dicatat, dibuat tabel
9. Dihitung rata-rata, ragam, k, galat baku, dan ukuran sampel.









III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil praktikum yang telah dilakukan yaitu;

3.1.1 Tabel 1

NO PETAK JUMLAH (y) RATA-RATA (ӯ) (y-ӯ)²
1 47 66 361
3 36 66 900
2 111 66 2025
5 82 66 256
17 99 66 1089
6 54 66 144
          8 120 66 2916
14 39 66 729
13 68 66 4
19 64 66 4
20 18 66 2304
15 53 66 169
ӯ = 66 s²=1338,02

3.1.2 Tabel 2
NO KELOMPOK ӯ POLA
1.
Kelompok 1 63 808,73 Mengelompok
2.
Kelompok 2 65,82 1338,02 Mengelompok
3.
Kelompok 3 42,33 556,25 Mengelompok
4.
Kelompok 4 58,1 1541 Mengelompok
5.
Kelompok 5 57,83 4976,87 Mengelompok
6.
Kelompok 6 63 2035,36 Mengelompok





























3.2. Pembahasan


Pada praktikum kali ini pola yang didapatkan data setiap kelompok menunjukkan hasil yang sama yaitu mengelompok. Hal tersebut dilihat dari nilai rata-rata populasi yang lebih kecil dari nilai ragamnya. Oleh sebab itu tidak dapat dibandingkan pola dari masing-masing kelompok. Kelompok 2 dan yang lain nya melakukan simulasi pengambilan sampel dan sebaran spasial populasi hama, tidak dilakukan pengulangan. Hasil yang didapatkan hanya 12 petak dari 20 petak yang disediakan. 12 petak tersebut merupakan sampel yang diambil secara acak mau pun menggunakan pola. Sampel yang diambil berdasarkan pola yang dibuat terdiri dari petak no  3,1,2,5,17,6,8,14,13,19,20 dan 15. Kemudian dihitung butir beras yang diartikan sebagai 1 serangga dalam petak (rumpun tanaman) setelah dilakukan penyebaran.

Didapatkan sejumlah serangga dalam rumpun 1 sebanyak 47 ekor, rumpun 3 sebanyak 36 ekor, rumpun 2 sebanyak 111 ekor, rumpun 5 sebanyak 82 ekor dan rumpun 17 sebanyak 99 ekor. Selanjutnya pada rumpun 6 sebanyak 54 ekor, rumpun 8 sebanyak 120 ekor, rumpun 14 sebanyak 39 ekor, rumpun 13 sebanyak 68 ekor, rumpun 19 sebanyak 64 ekor, rumpun 20 sebanyak 18 ekor, dan rumpun 15 sebanyak 53 ekor.

Perhitungan rata-rata pada populasi sampel serangga per rumpun dan didapatkan hasil sebesar 66 ekor/rumpun. Setelah itu ragam populasi dihitung dengan menjumlahkan hasil pengurangan jumlah serangga per rumpun dengan rata-ratanya yang selanjutnya dikuadratkan. Didapatkan hasil ragam sebesar.Maka, dapat dinyatakan bahwa pola sebaran spasial yang digunakan ialah sebaran spasial mengelompok karena nilai rata-rata (ӯ) lebih kecil dari ragamnya (s²).

Pola sebaran spasial akan mempengaruhi berapakan ukuran sampel yang harus diambil. Semakin besar ukuran sampel yang akan diamati maka semakin besar keandalan data yang diperoleh. Oleh karena itu kemudian ditetapkan rumus untuk menghitung besarnya sampel optimum, yaitu jumlah sampel yang diamati tidak harus melebihi nilai ini tetapi data yang diperoleh akan dianggap cukup andal. Nilai sampel optimum didapatkan melalui perhitungan yang kompleks antara k, galat baku, dan rata-rata. Didapatkan hasil sampel optimum sebesar 0,07 dengan k sebesar 2,01 dan galat baku sebesar 170.


Metode Pengambilan Sampel dalam studi ekologi dan pelaksanaan program PHT di kenal ada 3 metode pokok pengambilan sampel yaitu metode mutlak (absolut), metode nisbi (relatif), dan indeks populasi. Pengembangan program Pengambilan Sampel pengambilan sampel beruntun memiliki perbedaan dengan teknik yang kovensional yaitu tidak memerlukan jumlah unit yang konstan tetapi jumlahnya bervariasi tergantung pada keadaan populasi di lapangan(Semangun,1996).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesalahan Pengambilan Sampel terdapat 3 kesalahan untama dalam pengambilan sampel:
1 .Sifat dan keterampilan petugas pengaman
Dalam pengamatan biasa setiap pengamat memiliki sifat, pengetahuan dan keterampilan yang berbeda, hal ini yang menyebabkan munculnya kesalahan yang tidak dapat dihindari.
2 .Keadaan lingkungan setempat
Kesalahan lainya biasa keadaan lingkungan setempat yang mempengaruhiaktivitas dan perilaku serangga yang kita amati, misal perbedaan waktu dalam pengamatan.
3. Sifat sebaran spasial serang ada 3 sifat sebaran  yaitu :
a) rata : Pada bentuk ini kedudukan suatu individu serangga hama pada suatu titik di dalam ruang tidak dipengaruhi ataupun mempengaruhi kedudukan individu serangga hama lain yang ada pada titik yang lain. Dengan perkataan lain kedudukan individu serangga hama dalam satu titik di dalam ruang, bebas tidak terpengaruh oleh individu serangga hama yang lain.

b) acak atau random : Pada bentuk penyebaran teratur ini kepadatan populasi serangga hama hampir merata. Oleh sebab itu hasil pengamatan kepadatan populasi pada setiap unit sampel relatif akan sama. Bentuk penyebaran populasi demikian jarang dijumpai terjadi pada serangga yang mempunyai sifat kanibal, sehingga satu individu yang lain kedudukannya akan terpisah antara satu dengan yang lain.Bentuk penyebaran teratur secara matematik akan dicirikan dengan besarnya nilai keragaman akan lebih kecil daripada rata-ratanya. Hal ini disebabkan kepadatan populasi yang relatif homogen tersebut.

c.)mengelompok : Bentuk penyebaran ini seakan-akan merupakan  kebalikan dari bentuk penyebaran acak, dimana kedudukan suatu individu serangga hama pada suatu titik di dalam ruang akan dipengaruhi oleh atau pun mempengaruhi kedudukan individu serangga hama lain yang ada pada titik yang lain. Dengan perkataan lain kedudukan individu serangga hama yang lain akan saling mempengaruhi(Hassanudin,2003).
Untuk menggunakan sebaran mana yang cocok, terlebih dahulu harus kita menentukan besar ukuran dan bentuk unit sampel, frekuensi pengamatan, ukuran sampel. Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling(Mustafa,2000).
Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat yang bisa dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi, elemen mana saja yang bisa dipilih menjadi sampel? Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel Angka Random, kalkulator, atau  undian. Pemilihan sampel secara acak bisa dilakukan melalui sistem undian jika elemen populasinya tidak begitu banyak. Tetapi jika sudah ratusan, cara undian bisa mengganggu konsep “acak” atau “random” itu sendiri.

1. Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen  populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.

2. Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel dengan cara ini. Dari setiap stratum tersebut dipilih sampel secara acak.

3. Cluster Sampling atau Sampel Gugus
Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus. Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik yang homogen, maka dalam sampel gugus, setiap gugus boleh mengandung unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen.

4. Systematic Sampling atau Sampel Sistematis
Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.

5. Area Sampling atau Sampel Wilayah
Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah (Mustofa, 2000).












































IV. KESIMPULAN


Adapun kesimpulan yang diambil dari praktikum tersebut yaitu;

1. Percobaan ini dapat menduga sifat-sifat yang ada pada populasi tersebut.

2. Praktikum kali ini diharapkan metoode dengan secara praktis dan dapat dipercaya.

3. Pada praktikum kali ini banyak sebaran yang di dapatkan secara mengelompok.

4. Metode ini digunakan untuk mengurangi kerugian yang ada.


5. Data ini dapat mewakili atau menggambarkan sifat populasi.

















DAFTAR PUSTAKA


Mustafa, H. 2000. Teknik Sampling. Niaga Swadaya. Jakarta.

Hasanuddin., 2003. Peningkatan Peranan Mikroorganisme Dalam Sistem Pengendalian Penyakit Secara Terpadu. Universitas Hassanudin:Makassar.
Semangun, H., 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. UGM-press, Yogyakarta.









































LAMPIRAN























PERHITUNGAN



NO PETAK JUMLAH (y) RATA-RATA (ӯ) (y-ӯ)²
1 47 66 361
3 36 66 900
2 111 66 2025
5 82 66 256
17 99 66 1089
6 54 66 144
          8 120 66 2916
14 39 66 729
13 68 66 4
19 64 66 4
20 18 66 2304
15 53 66 169
ӯ = 66 s²=1338,02


  =   S2 =
   =      =
   = 65,91     =  908,416
  < S2 maka pola sebaran spasial adalah MENGELOMPOK
K =   Sy =
    =           =
   = 3,406          = 111,50

N =
    =
  =
  =    = 0,107

aftimar

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Post a Comment

Manual Categories