PEMBUATAN MEDIA
PDA DAN NA
(Laporan Praktikum Bioekologi
Penyakit Tumbuhan)
Oleh
Aftimar Syafitri T.
1314121008
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Pada percobaaan kali ini kita akan
membahas tentang karat pada daun kopi yang telah dilakukan percobaan nya. Penyakit tanaman merupakan adanya penurunan dari keadaan
normal dari tanaman yang menyela atau memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya.
Penyakit tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Penyakit bisa muncul karena disuatu tempat ada
tanaman, pathogen sertalingkungan. Ini yang disebut segitiga penyakit dimana
munculnya penyakit karena tiga faktor itu. Penyakit dapat dikenal dengan mata
telanjang dari gejalanya. Penyakit tumbuhan yang belum ada campur tangan
manusia merupakan hasil interaksi antara patogen, inang dan lingkungan. Penyakit
tumbuhan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut biologi dan sudut ekonomi,
demikian juga penyakit tanamannya. Dari sudut ekonomi yang berarti organisme
yang melakukan kegiatan fisiologis seperti tumbuh, berpihak dan
lain-lain. Dari sudut ekonomi yang berarti penghasil bahan yang berguna
bagi manusia seperti buah, biji, bunga, daun, batang dan lain-lain.
Kita
akan membahas lebih lanjut tentang karat daun kopi ini. Penyakit tanaman yang
disebabkan oleh patogen dapat dicirikan dengan keberadaan patogen tersebut pada
permukaan tanaman atau di dalam tubuh tanaman. Keberadaan patogen pada
permukaan tanaman atau di dalam tubuh tanaman ini dikenal sebagai tanda
penyakit dan dapat digunakan sebagai petunjuk bahwa kemungkinan patogen
tersebut menimbulkan penyakit. Apabila tidak dijumpai tanda penyakit pada
permukaan yang bersangkutan, perlu diamati adanya asosiasi patogen yang
diperoleh dari isolasi bahan tanaman yang sakit pada bagian gejalanya.
1.2
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah sebagai berikut:
1. Mampu
mengetahui gejala pada karat daun kopi
2. Mahasiswa
mengetahui patogrn pada daun kopi dan dapat membedakan nya dengan yang lain
3. Dapat
menanggulangi penyakit pada karat daun kopi.
II.
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Pada percobaan kali ini alat yang kita gunakan adalah
mikroskop dan kaca preparat. Dan bahan yang di pakai untuk di lihat organism
nya adalah karat daun kopi.
2.2 Prosedur Percobaan
Posedur pada percobaan ini adalah menyiapkan karat
pada daun kopi yang di ambil sedikit dengan kaca kecil dan ambilkaca preparat
nya kemudian kita lihat di mikroskop. Dengan perbesaran yang pas. Kemudian kita
amati dan teliti lebih lanjut.
III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1.Data
hasil pengamatan
Dari percobaan yang di lakukan maka di dapat
Gambar
|
Keterangan
|
|
Dari pengamatan yang telah dilakukan, ini gambaran
spora yang berbentuk bulatan kecil, berwarna kuning, dan mengelompok.
|
|
Dari daun kopi yang di ambil, cirri-ciri dari daun
karat tersebut terlihat bercak-bercak yang berwarna kuning.
|
3.2.Pembahasan
Adapun pembahasan kali ini adalah :
Kopi adalah salah satu
komoditi yang banyak dikembangkan di Indonesia yang memiliki nilai ekonomis
yang tinggi. Kopi khususnya jenis arabika merupakan komoditas perkebunan sumber
devisa bagi negara. Kualitas kopi arabika lebih tinggi dari pada kopi rubusta
sehingga harga di pasaran dunia juga lebih tinggi. Luas areal tanaman
kopi di Indonesia mencapai 1.266.235 ha dengan produksi nasional sebesar
682.590 ton pada tahun 2009 (Mawardi, S. 1996).
Penyakit karat daun Hemileia
vastatrix merupakan penyakit utama pada tanaman kopi arabika. Pada
tahun 1876 penyakit ini mulai dikenal di Jawa dan Sumatera. Pada tahun 1885
perkembangan perkebunan kopi di Indonesia berhenti akibat penyakit ini. Antara
tahun 1986 dan 1990 produksi kopi merosot menjadi 25% dari semula (Departemen
Pertanian. 2002).
Tanaman sakit ditandai oleh adanya bercak – bercak berwarna kuning muda
pada sisi bawah daun, kemudian berubah menjadi kuning tua, menghitam, lalu
mengering. Di bagian bawah daun terbentuk tepung berwarna oranye, daun yang
parah akan rontok, sehingga lambat laun tanaman menjadi gundul. Tanaman akan
kehabisan cadangan amilum dalam akar dan rantingnya, yang akan berakibat
kematian pada tanaman. Pada kopi Arabica, penyakit ini menjadi masalah utama.
Diagram penyakit karat daun
sebagai dasar penentuan skor penyakit pada daun (Eskes, 1988 dalam Mawardi,
1996). Bergantung jumlah bilur (lesion), daun diberi skor 0 (tidak ada
bilur) sampai 9 (jumlah bilur terbanyak).
Penyebaran Patogen : Penyebaran urediospora dari pohon ke pohon terjadi
karena luka pada permukaan daun, atau melalui percikan air yang menyebabkan
urediospora sampai pada sisi bawah daun. Infeksi jamur terjadi lewat mulut daun
(stomata) yang terdapat pada sisi bawah daun. Dalam proses infeksinya,
urediospora mula-mula membentuk buluh kecambah, kemudian membentuk apresorium
di depan mulut kulit, selanjutnya cendawan mengadakan penetrasi ke dalam
jaringan daun. Beberapa agensia lain yang berpotensi membantu menyebarkan
urediospora adalah angin, spesies trips tertentu, burung dan manusia.
Klasifikasi
Cendawan
Divisi : Eumycetes
Divisi : Eumycetes
Subdivisi : Basidiomycetes
Kelas :
Hemibasidiomycetes
Ordo : Uredinales
Ordo : Uredinales
Genus :
Hemileia
Species : Hemileia vastatrix
Species : Hemileia vastatrix
Hemileia
vastratrix termasuk dalam filum Basidomycetes. Basidimycotina mempunyai bentuk uniseluler
dan multiseluler serta dapat bereproduksi secara generatif dan vegetatif. Cara
perkembangbiakan generatif dengan
menggunakan spora seksual, yaitu basidiospora atau sporofida. Cendawan ini
memiliki spora dengan inti haploid sederhana. Spora berkecambah menjadi hifa,
yang mengandung inti haploid. Hifa dapat menghasilkan spora haploid lagi
atau bersatu dengan hifa lain membentuk
jalinan hifa yang kompleks. Zigot dihasilkan dari dua hifa yang intinya
bersatu. Zigot membelah secara meiosis. Dalam perkembangbiakannya, spermatia
(sel sperma) membuahi hifa khusus penerima (reseptif) pada spermogonia dan
menghasilkan urediospora. Urediospora hialin, semula bulat tetapi segera
memanjang dan bentuknya mirip juring buah jeruk. Urediospora yang matang isinya
berwarna jingga, sedang dindingnya tetap tidak berwarna. Sisi luar yang cembung
mempunyai duri – duri, sedang sisi lainnya tetap halus (hemi leios = setengah licin).
Uredospora berukuran 26 – 40 x 20
– 30 µm. Urediospora berkecambah dengan
membentuk basidium, yang akhirnya menghasilkan
Perlakuan Karantina dengan menerapkan perlakuan kimiawi yaitu menyemprot
tanaman sakit dengan Fungisida. Fungisida yang biasa digunakan untuk
mengendalikan cendawan Hemileia vastatrix
adalah oksiklorida tembaga (Cupravit, Vitigran Blue) dan fungisida sistemik
seperti tradimefon (Bayleton 250 EC), benomil (Benlate), triadimenol
(Bayfidan), heksakonazol (Anvil), siprokonazol (Alto), dinikonazol (Sumiate),
fenbukonazol (Indar), propikonazol (Tilt).
Penyakit
karat daun kopi (coffee leaf rust) yang disebabkan oleh jamur Hemileia
vastatrix B. et Br. adalah penyakit kopi paling penting di seluruh
dunia, dan merupakan penyakit terpenting pada tanaman kopi arabika di
Indonesia. Penyakit ini dapat menyebabkan kehilangan hasil hingga 50% (Zambolim
et al., 1997 cit. Haddad et al., 2009).
Sisi bawah daun yang
terserang karat menunjukkan adanya bercak-bercak yang semula berwarna kuning
muda yang akhirnya akan menjadi kuning tua. Pada bercak terbentuk tepung
berwarna jingga cerah (bright orange) yang terdiri atas urediospora
jamur. Bercak tua berwarna coklat tua sampai hitam dan mengering, daun akhirnya
gugur sehingga pohon menjadi gundul (Semangun, 2000).
Gangguan penyakit ini
tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan tanaman, tapi juga menurunkan hasil biji
kopi. Meluasnya bercak pada daun sebagai tanda berkembangnya penyakit,
menyebabkan area fotosintesis berkurang secara signifikan yang berdampak pada menurunnya
pertumbuhan tanaman. Banyaknya daun yang gugur sebagai gejala lanjut dari penyakit
ini menyebabkan jumlah bunga yang terbentuk berkurang, yang berdampak pada turunnya
jumlah biji kopi yang dihasilkan (Mahfud, 2012).
Tanaman lain sebagai
inang H. vastarix belum diketahui. Jamur ini membentuk urediospora
pada daun kopi, sedangkan urediospora ini dapat menginfeksi kopi lagi tanpa melalui
tanaman inang perantara. H. vastatrix bersifat parasit obligat,
yang hanya dapat hidup jika memarasit jaringan hidup. Patogen ini juga
diketahui memiliki banyak ras fisiologi yang berbeda patogenisitasnya terhadap
jenis dan varietas kopi tertentu (Semangun, 2000)..
Adapun tindakan pengendalian terhadap penyakit karat
daun kopi antara lain :
1. Penggunaan varietas tahan atau toleran. Varietas
tahan merupakan salah satu komponen PHT yang mudah diterapkan, murah, dan tidak
mencemari lingkungan. Varietas kopi yang dianjurkan adalah S 795, S 1934, USDA
62, Kartika 1 dan 2 (Departemen Pertanian, 2002).
2. Pengendalian secara biologis. Pengendalian secara
biologis adalah cara pengendalian penyakit dengan menggunakan musuh alami.
Jamur Verticillium adalah hiperparasit (jamur parasit yang dapat
memarasit jamur lain) pada penyakit karat daun kopi. Urediospora H. vastatrix
yang terparasit pertumbuhannya terganggu dan mati, ditandai oleh
pertumbuhan jamur Verticillium berwarna putih pada permukaan gejala
karat daun (Mahfud et al., 2004 cit. Mahfud, 2012). Selain itu,
isolat bakteri Bacillus spp. dan Pseudomonas spp. yang diisolasi dari
pertanaman kopi organik di Brazil dilaporkan berpotensi untuk dikembangkan
sebagai agens pengendali hayati dari H. vastatrix (Haddad et
al., 2009).
3. Pengendalian secara kultur teknis. Pengendalian
secara kultur teknis dilakukan antara lain dengan menyiangi gulma 2-3. kali,
memupuk dua kali setahun (awal dan akhir musim hujan) dengan pupuk kandang dan NPK
yang dosisnya disesuaikan dengan umur tanaman, memangkas tanaman (pangkas lepas
panen, pangkas tunas/cabang tidak produktif, dan menghilangkan tunas-tungas
air), serta mengatur intensitas naungan (Mahfud, 2012).
4. Pengendalian dengan fungisida. Fungisida yang
direkomendasikan untuk mengendalikan penyakit karat daun pada kopi antara lain
fungisida protektan yaitu oksiklorida tembaga, hidroksi tembaga, mankozeb, dan
kaptafol, serta fungisida sistemik yaitu benomil, triadimefon, dinikonazol,
heksakonazol, propikonazol, dan siprokonazol (Semangun, 2000).
5. Karantina. Meskipun H. vastatrix telah
tersebar di dalam maupun di luar negeri, namun karena adanya perbedaan dalam
rasnya, sebaiknya diadakan pembatasan dalam pemasukan bahan tanaman kopi hidup
dari daerah atau pun negara lain (Semangun, 2000).
IV.
KESIMPULAN
Dalam hasil percobaan yang telah dilakukan maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
- Gangguan
penyakit ini tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan tanaman
- Hemileia
vastatrix merupakan penyakit utama pada
tanaman kopi arabika.
- Dapat
mengendalikan karat daun kopi
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian. 2002. Musuh
Alami, Hama dan Penyakit Tanaman Kopi. Proyek Pengendalian Hama Terpadu
Perkebunan Rakyat. Direktorat Perlindungan
Perkebunan. Direktorat Jenderal
Bina Produksi Perkebunan. Departemen Pertanian,Jakarta.
Ginting, C. & S. Mujim. 2007.
Efikasi Verticillium lecanii untuk Mengendalikan Penyakit Karat pada
Cakram Daun Kopi di Laboratorium. J.
Haddad, F., LA. Maffia, ESG.
Mizubuti, and H. Teixeira. 2009. Biological Control of Coffee Rust by
Antagonistic Bacteria under Field Conditions in Brazil. Biological Contro.l
Mahfud, MC. 2012. Teknologi dan
Strategi Pengendalian Penyakit Karat Daun untuk Meningkatkan Produksi Kopi
Nasional. Pengembangan Inovasi Pertanian.
Mawardi, S. 1996. Kajian
Genetika Ketahanan Tak Lengkap Kopi Arabika terhadap Penyakit Karat Daun (Hemileia
vastatrix B. et Br.) di
Indonesia. Disertasi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit
Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
LAMPIRAN
0 comments:
Post a Comment