Saturday, April 15, 2017

PENGENDALIAN HAYATI PENYAKIT TANAMAN III. PEMBUATAN SUSPENSI AGENSIA HAYATI UNTUK APLIKASI LAPANG

PENGENDALIAN HAYATI PENYAKIT TANAMAN
III. PEMBUATAN SUSPENSI AGENSIA HAYATI UNTUK APLIKASI LAPANG
(Laporan Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman)







Oleh

Alifia Rahma Andarini
1314121012











LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I.     PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang

Tanaman kopi merupakan komoditas penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Dalam budidaya tanaman kopi, dikenal berbagai penyakit yang mengganggu tumbuh kembang tanaman. Salah satu penyakitnya yaitu penyakit karat daun kopi. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Hemilelia vastatrix. Gejalanya timbul bercak pada daun dan memiliki tanda berupa urediospora jamur (Mahfud, 1998).

Sistem pengendalian terpadu mengenal pemberdayaan musuh alami dan potensi biologi lainnya. Hal tersebut dapat mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat residu. Hubungan dalam sistem pengendalian terpadu ialah parasitisme. Musuh alami akan memarasit dan menekan pertumbuhan organisme pengganggu tanaman tanpa merusak lingkungan (Triharso, 1994).

Pada praktikum Pembuatan Suspensi Agensia Hayati Untuk Aplikasi Lapang, digunakan jamur Trichoderma spp. sebagai agensia hayati bagi jamur Hemileia vastatrix. Oleh karena itu, kedua jamur dibiakan di media buatan. Jamur yang bersifat antagonis akan dilarutkan menjadi suspensi sebelum dilakukan pengaplikasian pada tanaman kopi yang terinfeksi jamur patogen.

1.2    Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu:
1.    Mengetahui cara pembuatan suspensi agensia hayati sebelum diaplikasikan ke lapangan.
II.    METODOLOGI PERCOBAAN


2.1    Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu gelas bekker, timbangan, corong, sprayer, pengaduk, dan kertas. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu biakan Trichoderma spp., air 500 ml, detergen 0,35 gr, dan 72 gr gula pasir.

2.2    Prosedur Kerja

Adapun langkah dalam pelaksanaan praktikum ini yaitu:
1.        Ditimbang detergen 0,35 gr ; gula pasir 0,72 gr; dan biakan Trichoderma spp. 100 gr.
2.        Disiapkan air di dalam gelas bekker sebanyak 500 ml.
3.        Dimasukkan biakan Trichoderma spp., detergen, dan gula pasir ke dalam gelas bekker lalu aduk hingga tercampur.
4.        Disaring suspensi yang telah diaduk ke dalam botol sprayer.
5.        Ditutup botol sprayer.
6.        Disemprotkan suspensi tersebut ke bagian bawah daun yang terkana penyakit karat daun kopi.
7.        Dilakukan penyemprotan keseluruh bagian bawah tanaman yang memiliki urediospora atau pun tidak.
8.        Diamati selama 5 hari setelah penyemprotan suspensi.
9.        Dilihat perbedaannya, apakah jamur Trichoderma spp. efektif dalam menghambat perkembangan jamur Hemileia vastatrix atau tidak.
10.    Ditulis hasilnya.

III.   HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


3.1    Hasil Pengamatan

Adapun hasil dari praktikum ini yaitu :

NO.
FOTO
KETERANGAN
1.
                   A                              B
Senin, 20 April 2015

A.   Daun sehat di sekitar daun yang terinfeksi, tidak mengalami perubahan.
B.   Daun terinfeksi, tampak urediospora terurai.
2.
Selasa, 21 April 2015

Daun terinfeksi, tampak urediospora semakin terurai.
3.
Rabu, 22 April 2015

Daun terinfeksi, tampak urediospora terurai. Apabila diusap dengan tangan, maka tidak terasa seperti tepung.
4.
Kamis, 23 April 2015

Daun terinfeksi, tampak urediospora terurai


5.
Jumat, 24 April 2015

Daun terinfeksi, tampak urediospora terurai.


3.2    Pembahasan

Tanaman kopi merupakan komoditas penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Dalam budidaya tanaman kopi, dikenal berbagai penyakit yang mengganggu tumbuh kembang tanaman. Salah satu penyakitnya yaitu penyakit karat daun kopi. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Hemilelia vastatrix. Gejalanya timbul bercak pada daun dan memiliki tanda berupa urediospora jamur (Mahfud, 1998).

Pada praktikum ini, pengendalian terpadu dilakukan menggunakan agensia hayati berupa jamur. Jamur tersebut merupakan jamur antagonis yaitu jamur Trichoderma spp.. Penyemprotan suspensi jamur ke bagian tanaman yang memiliki tanda penyakit Karat Daun Kopi ini, dilakukan sebagai bentuk aplikasi pengendalian. Bagian yang diketahui banyak memiliki tanda ialah bagian bawah daun yang didapati urediospora jamur patogen Hemileia vastatrix.

Hari pertama setelah aplikasi suspensi jamur Trichoderma spp., daun yang menunjukkan gejala bercak coklat dan di bawahnya terdapat urediospora jamur, tampak memudar warnanya. Selain itu, daun yang berada tepat di samping daun yang terinfeksi, tidak menimbulkan gejala. Pada hari kedua, urediospora bagian daun yang diamati pada hari pertama semakin memudar hingga warnanya menjadi memutih.

Hari ketiga, urediospora memudar sehingga apabila diusapkan jari tangan ke bagian yang diamati, maka tidak terasa seperti tepung layaknya daun yang terkena penyakit ini. Sedangkan pada hari keempat dan kelima, daun yang diamati tidak ikut terinfeksi jamur Hemileia vastatrix tetap tidak menimbulkan gejala. Dan daun terinfeksi yang diamati sejak hari pertama, warna urediospora semakin memudar. Tetapi beberapa daun di sekitar daerah pengamatan, mengering dan rontok. Secara garis besar, aplikasi jamur Trichoderma spp. pada tanaman kopi yang terserang penyakit Karat Daun berhasil. Artinya, aplikasi ini dapat dilakukan dalam pengendalian terpadu penyakit Karat Daun Kopi.

Mekanisme kerja jamur Trichoderma spp. pada beberapa patogen tular tanah umumnya dengan antibiosis dan mikoparasit. Trichoderma spp. dapat menghasilkan beberapa antibiotik seperti Alamethicin, paracelsin, trichotoxin yang dapat menghancurkan sel jamur melalui perusakan terhadap permeabilitas membran sel, dan enzim chitinase, laminarinase yang dihasilkan Trichoderma spp. dapat menyebabkan  lisis  dinding sel. Trichoderma  spp. juga dapat  memparasit  miselium jamur lain dengan menembus dinding sel dan masuk ke dalam sel untuk mengambil zat makanan dari dalam  sel sehingga jamur menjadi mati.

Pengendalian menggunakan jamur Trichoderma spp. dapat dilakukan pada Jamur patogen Fusarium oxysporum Schlecht. f.sp. zingiberi Trujillo yang merupakan jamur tular-tanah penyebab penyakit busuk rimpang jahe. Selain itu, Rebah kecambah (damping off) penyebabnya Phytium sp, Rhizoctonia sp, Fusarium sp. (Semangun, 1996).

Interaksi antara antagonis dengan patogen dalam satu media dapat terjadi berupa kompetisi memperoleh ruang, nutrisi dan oksigen. T koningii dan T harzianum mempunyai kemampuan antagonisitas terhadap P. palmivora   bersifa kompetisi ruang, tidak  terlihaadanya  zona hambatan (Sukamto,dkk., 1997).

Beberapa cendawan fitopatogen penting yang dapat dikendalikan oleh Trichoderma sp. antara lain : Rhizoctonia solani, Fusarium spp, Lentinus lepidus, Phytium spp, Botrytis cinerea, Gloeosporium gloeosporoides, Rigidoporus lignosus dan Sclerotium roflsii yang menyerang tanaman jagung, kedelai, kentang, tomat, dan kacang buncis, kubis, cucumber, kapas, kacang tanah, pohon buah- buahan, semak dan tanaman hias (Dwidjoseputro, 1994).



Penggunaan detergen ialah sebagai pengemulsi larutan sehingga dapat menjadi suspensi. Selain itu, sebagai zat yang mampu menyebar cepat pada kutikula daun ketika diaplikasikan dengan cara semprot. Sedangkan gula pasir berfungsi sebagai sumber karbohidrat jamur Trichoderma spp. selama berada di tanaman kopi yang terserang jamur Hemileia vastatrix. Tidak menutup kemungkinan, gula tersebut dapat juga menjadi menyangga air agar tidak cepat menguap apabila telah disemprotkan ke bagian tanaman yang terinfeksi.









IV.   KESIMPULAN


Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini yaitu :
1.    Jamur Trichoderma spp. efektif digunakan untuk menghambat jamur Hemileia vastatrix secara in vivo (aplikasi lapang).
2.    Selain untuk menghambat, jamur Trichoderma spp. juga digunakan sebagai pemicu resistensi tanaman kopi.
3.    Suspensi jamur Trichoderma spp. seharunya dibuat dengan menggunakan biakan murni dari jamur tersebut.
4.    Kekurangan dalam praktikum ini yaitu tidak adanya kontrol sebagai pembanding.
5.    Jamur Trichoderma spp. dapat menghambat pertumbuhan beberapa patogen tular tanah seperti Phytium sp, Rhizoctonia sp, Fusarium sp.














DAFTAR PUSTAKA


Dwidjoseputro, D.1994. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta

Mahfud. 1998. Uji Aplikasi Komponen PHT untuk mengendalikan penyakit karat
daun. Laporan pengkajian Bagian Proyek Penelitian Tanaman Perkebunan.
Bogor

Semangun, H. 1994. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta

Sukamto, S., Semangun, H dan Harsoyo, A. 1997. Identifikasi Beberapa Isolat Jamur  
dan Sifat Antagonisitasnya terhadap Phytophthora palmivora pada Kakao.
Pelita Perkebunan 13 (3)

Triharso. 1994. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
































LAMPIRAN



aftimar

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Post a Comment

Manual Categories