Sunday, April 16, 2017

PERLAKUAN JUMLAH TANAMAN PERLUBANG PADA TANAMAN JAGUNG P4




PERLAKUAN JUMLAH TANAMAN PERLUBANG PADA TANAMAN JAGUNG P4
(Laporan Praktikum Produksi Tanaman Pangan)








Oleh

Kelompok 3

Ade Yulistiani                                     1314121004
 Adi Setiawan                                                 1314121005
Adinda Kusuma Dewi Rachmat         1314121006
 Aftimar Syafitri Tada’u                     1314121008











LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015



I.                   PENDAHULUAN


1.1.Latar Belakang dan Masalah


Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. tanaman berkeping tunggal atau monokotil, akar jagung berupa akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m tapi rata rata pada kisaran 2 m. Pada jagung  dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Batang jagung beruas-ruas. Setiap Ruasnya terbungkus pelepah daun.      
Kerapatan tanaman (populasi) tanaman jagung dipengaruhi oleh:
1. Umur varietas tanaman
2. Musim tanam
Jagung yang memiliki umur lebih dalam memerlukan tingkat kerapatan optimum sedikit lebih rendah, dibanding tanaman yang berumur genjah. Hal ini sangat berhubungan dengan ukuran morfologis tanaman. Selain itu musim tanam juga berpengaruh terhadap kerapatan optimum tanaman. Bahwa pada musim kemarau, kerapatan (populasi) tanaman optimum sedikit lebih rendah bila dibanding pada musim penghujan. Keadaan ini disebabkan oleh pertanaman pada musim kemarau mengalami kekurangan air terutama pada fase pembungaan dan pengisian biji. Populasi optimum rata-rata tanaman jagung adalah 66.667 tanaman/Ha, (75x20) Cm, 1 benih/lubang. Dengan cara ini hasil dapat ditingkatkan 20-30% bila dibanding dengan hanya meletakkan pupuk di permukaan tanah dan dibiarkan terbuka.
Tanaman jagung yang kekurangan unsur N memperlihatkan pertumbuhan yang kerdil dan daun tanaman berwarna hijau kekuning-kuningan yang berbentuk huruf V dari ujung daun menuju tulang daun. Selain itu tongkol jagung yang terbentuk menjadi lebih kecil dan kandungan protein dalam biji rendah.

tanaman pada luasan lahan tertentu yang diusahakan untuk budidaya tanaman.
Kerapatan tanaman penting diketahui untuk menentukan sasaran agronomi, yaitu produksi maksimum (Jumin, 2010). Semakin tinggi tingkat kerapatan tanaman akan mengakibatkan semakin besar tingkat persaingan antar tanaman. Menurut Efendi Dan Suwardi (2010), populasi tanaman yang tinggi menimbulkan kompetisi penyerapan O2 , CO, unsur hara dalam tanah. Sarifi et al., (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi kepadatan populasi tanaman semakin
tinggi kebutuhan nutrisi yang diberikan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
 2 ± 540 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Agustus 2013. Percobaan  ini disusun menggunakan Rancangan
Petak Terbagi (RPT) dengan 3 ulangan, dimana

kerapatan tanaman sebagai petak utama dan dosis pupuk kandang kambing
sebagai anak petak. Petak utama, kera- Penanaman dilakukan dengan sistem tugal pada kedalaman sekitar 3 cm. Penanaman dilakukan seminggu setelah olah tanah dengan jarak tanam 75 cm x 30 cm sehingga masingmasing bedengan terdiri dari 20 lubang tanam. Tiap lubang tanam ditanam sebanyak 2-3 benih. Pada saat ini juga dilakukan pemupukan urea dengan dosis 2,49 gram/tan, 4,99 gram/tan, dan 7,49 gram/tan. Pemberian pupuk urea ini dilakukan tiga kali yaitu pada saat tanam, saat tanaman berumur dua minggu, dan saat tanaman berumur empat minggu. Sedangkan takaran pupuk SP36 dan KCl adalah sebanyak 125 kg/ha SP36 atau setara dengan 2,8 gram/tanaman, dan 40 kg/ha KCl atau setara dengan 0,9 gram/tanaman. Pemberian pupuk dilakukan dengan sistem larikan.
Pengaruh  Beberapa Dosis Kompos Jerami Padi dan Pupuk NitTerhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays sacc
Sturt.)

Oleh : Megi Sintia
Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Auzar Syarif, MS dan Ir. Achyar Nurdin, MS

1.2  Tujuan

Tujuan dari  percobaan ini yaitu untuk membuktikan pengaruh populasi tanaman jagung perlubang terhadap kompetisi dan efisiensi air, unsur hara, dan cahaya terhadap produksi tanaman jagung.



















I.       TINJAUAN PUSTAKA


1.1    Budidaya Tanaman Jagung
Menurut Rukmana ( 2007 ) sistematika tanaman jagung adalah :
Kingdom         :Plantae
Divisi               :Spermatophyta
Kelas               :Monocotyledoneae
Ordo                :Graminae
Famili              :Graminaceae
Genus              :Zea
Spesies            : Zea mays L.
Jagung (Zea mays L) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Jagung merupakan sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, selain itu jagung juga menjadi alternatif sumber pangan. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok, selain sebagai 5 sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Jagung merupakan tanaman semusim (Annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi, meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. Kataren (1986), menggolongkan tanaman jagung (Zea mays L) termasuk dalam family rumput-rumputan (Graminae) dan menurut jenisnya dibagi dalam beberapa golongan:
a) Dent Corn (Zea mays indenrata)
b) Flint Corn (Zea mays indurata)
c) Sweet Corn (Zea mays saccharata)
d) Pop Corn (Zea mays everta)
e) Waxy Corn (Zea mays tumicata)
f) Solf atau Foloue Corn (Zea mays anylaceal)
Jagung berasal dari daerah tropis, tapi karena banyak tipe jagung dengan variasi sifatsifat yang dimilikinya dan sifat sifat adaptasi yang tinggi maka jagung dapat menyebar luas dan dapat hidup baik diberbagai tipe iklim.

Di Indonesia, jagung umumnya ditanam di dataran rendah baik di tegalan, sawah tadah hujan maupun sawah irigasi, sebagian juga terdapat di daerah pegunungan pada ketinggian 1000-1800 meter diatas permukaan laut (Kataren, 1986). Jagung tidak membutuhkan persyaratan tumbuh yang khusus karena tanaman ini dapat tumbuh dihampir semua jenis tanah. Tanah yang subur, gembur dan kaya akan humus merupakan syarat pertumbuhan jagung yang baik, keasaman tanah (pH) yang baik untuk jagung adalah 5,5-7,0. Suprapto (1986), mengemukakan faktor-faktor iklim yang penting untuk pertumbuhan jagung adalah jumlah dan distribusi sinar matahari, curah hujan temperatur, kelembaban dan angin. Daerah penanaman jagung harus mendapat sinar matahari yang cukup dan tidak terlindung dari pohon dan bangunan dengan suhu optimum 23-27 °C. Kelebihan, kekurangan atau kelembaban merupakan faktor penghambat. Distribusi air yang merata selama pertumbuhan penting untuk jagung, karena jagung memerlukan air untuk tumbuh, terutama saat menjelang berbunga dan saat tumbuhnya biji.Persyaratan Tumbuh Tanaman Jagung. tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi lebih luas dibandingkan tanaman serelia lainnya. Meskipun demikian, jagung akan tumbuh lebih baik pada tanah-tanah subur, berdrainase baik, suhu hangat dan curah hujan merata sepanjang tahun dengan curah hujan bulanan sekitar 100–125 mm. Kisaran pH yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jagung adalah 5,5 – 8,0 dengan pH optimum 6,0 – 7,0. Suhu rata-rata yang dibutuhkan tanaman jagung adalah sekitar 21 – 32° C(Effendi,1985).

Daun jagung merupakan daun sempurna, memiliki pelepah, tangkai, dan helai daun. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat lidah-lidah (ligula). Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki Poaceae (suku rumput-rumputan). Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jika tanaman mengalami kekeringan, sel-sel kipas akan mengerut, menutup lubang stomata, dan membuat daun melipat ke bawah sehingga mengurangi transpirasi. Susunan bunga jagung adalah diklin: memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman (berumah satu ataumonoecious). Bunga tersusun majemuk, bunga jantan tersusun dalam bentuk malai, sedangkan betina dalam bentuk tongkol. Pada jagung, kuntum bunga (floret) tersusun berpasangan yang dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Rangkaian bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman. Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma wangi yang khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tangkai tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif yang memiliki puluhan sampai ratusan bunga betina. Beberapa kultivar unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai jagung prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).

Dosis pemupukan untuk budidaya tanaman jagung yang umumnya dianjurkan yaitu pupuk Urea 450 kg/ha; pupuk SP-36 100 kg/ha; dan KCl 100 kg/ha. Pupuk Urea diaplikasikan sebanyak 3 kali masing-masing 150 kg/ha yaitu pada saat tanam, 3 Minggu Setelah Tanam (MST) dan 6 MST. Sementara itu, pupuk SP-36 dan KCl diberikan ke dalam tanah saat tanam. Alternatif lain dosis pemupukan untuk jagung, apabila menggunakan pupuk majemuk yaitu pemberian pupuk NPK Phonska (15-15-15) 400 kg/ha dan Urea 200 kg/ha. Pupuk NPK Phonska diaplikasikan 2 kali yaitu saat tanam (250 kg) dan saat 3 MST (150 kg). Sama halnya dengan NPK Phonska, pupuk Urea juga diaplikasikan 2X yaitu 100 kg saat tanaman berumur 3 MST dan 100 kg saat 6 MST. Pemberian pupuk ke dalam tanah dilakukan dengan cara ditugal dengan jarak 7-10 cm di samping lubang tanaman dan ditutup dengan tanah. Selain pupuk anorganik, pupuk organik (pupuk kandang/kompos) perlu diberikan ke dalam tanah untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Dosis yang diperlukan yaitu sekitar 5 ton/ha dan diberikan saat tanam sebagai penutup lubang tanam.

Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung. Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin pemetikan (Anonim, 2011).


1.2    Jumlah Tanaman Perlubang

ulangan
tinggi
Berat segar brangkasan /tanaman
Berat segar brangkasan /lubang
Berat kering brangkasan /tanaman
Berat kering brangkasan /tanaman
1 benih per lubang
125.53
998.64
998.64
234,41
234.41
2 benih per lubang
117.14
896.36
1792.73
210,00
420.00
3 benih per lubang
113.21
858.15
2574.55
200,27
600.81

ulangan
Berat tongkol konsumsi /tanaman
Berat tongkol konsumsi /lubang
Jumlah tongkol/ tanaman
Jumlah tongkol /lubang
1 benih per lubang
259,45
259,45
1,36
1.36
2 benih per lubang
242,70
485,39
1,14
2.27
3 benih per
lubang
222,67
668,00
1,18
3.55
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan jumlah benih per lubang berpengaruh meningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis yaitu tinggi tanaman saat berumur 7 minggu setelah tanam, berat segar brangkasan per tanaman, berat segar brangkasan per lubang, berat kering brangkasan per tanaman, berat kering brangkasan per lubang, berat tongkol konsumsi per tanaman, berat tongkol konsumsi per lubang, dan jumlah tongkol per lubang. Sedangkan terhadap jumlah tongkol per tanaman, tidak berpengaruh. Perlakuan 1 benih per tanaman memperoleh hasil tertinggi pada tinggi tanaman saat berumur 7 minggu setelah tanam yaitu 125,53 cm, berat segar brangkasan 39 per tanaman yaitu 998,64g, berat kering brangkasan per tanaman yaitu 234,41 g, dan berat tongkol konsumsi per tanaman yaitu 259,45 g. Perlakuan 3 benih per lubang memperoleh hasil tertinggi pada berat segar brangkasan per lubang yaitu 2574,55 g, berat kering brangkasan per lubang yaitu 600,81 g, berat tongkol konsumsi per lubang yaitu 668 g, dan jumlah tongkol per lubang yaitu 3,55 tongkol.









BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN



3.1 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan di Lapangan Terpadu Universitas Lampung dari bulan Maret sampai bulan Juni 2015.

3.2 Alat dan Bahan
Alat- alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu cangkul, meteran, alat tulis (look book, pena), dan kamera.
Bahan- bahan yang digunakan yaitu benih jagung ADV 777, pupuk urea, pupuk KCL dan pupuk SP36.

3.3 Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan Lahan
Percobaan ini dilakukan di lahan lapangan terpadu. Penngeplotan  lahan  untuk seluruh kelompok dilakukan pada hari Senin, 09 Maret 2015.
 Setiap kelompok mendapatkan lahan seluas (3 x 2,5) m.



                              15 m
 


Text Box: 5                                                                                                              
                                                                                                               9, 5 m
 


          Gambar 1.1 Skema keseluruhan plot pertanaman jagung

Keterangan:
1 = Plot lahan kelompok 1
2 = Plot lahan kelompok 2
3 = Plot lahan kelompok 3
4 = Plot lahan kelompok 4
5 = Plot lahan kelompok 5
6 = Plot lahan kelompok 6
7 = Plot lahan kelompok 7
8 = Plot lahan kelompok 8
9 = Plot lahan kelompok 9
10 = Plot lahan kelompok 10
11 = Plot lahan kelompok 11
12 = Plot lahan kelompok 12

 P1 = Perlakuan 1( Satu tanaman perlubang)
P2 = Perlakuan 2( Dua tanaman perlubang)
P3 = Perlakuan 3( Tiga tanaman perlubang)
P4 = Perlkuan 4( Empat tanaman perlubang)

                  = Plot lahan kelompok 3
                  = Ulangan 1                                             
                  = Ulangan 2                                                                               
                  = Ulangan 3       

                                               3 m
®     ®     ®     ®     ®
 
®     ®     ®     ®     ®

®     ®     ®     ®     ®

®     ®     ®     ®     ®

 
 




                                                                       2,5 m                                
                        Gambar 1.2 Plot lahan kelompok 11
Keterangan :
Perlakuan                  = P4( empat tanaman per lubang)
Jarak antar tanaman  = 50 cm
Jarak antar baris        = 75 cm
Simbol ( © )                        = Tanaman jagung
2. Penanaman
Penanaman jagung dilakukan setelah mengetahui pembagian perlakuan pada lahan tersebut. Perlakuan yang diberikan adalah  pembedaan jumlah tanaman per lubang tanam. Sebelum dilakukan penanaman , lahan telah diolah sebanyak 2 kali secara mekanik menggunakan cangkul. Penanaman dilakukan dengan menugal tanah dengan kedalaman 1cm, dengan jarak tanam 75 cm x  50 cm, dengan perlakuan 4 tanaman per lubang (P4).

3. Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman
Perawatan dan pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penjarangan, pengendalian hpt, pemupukan, penyiangan gulma.
a)      Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan air yang dialirkan melalui selang, air  yang diambil dari penampungan air. Penyiraman dilakukan setiap sore hari. Jika satu petakan tidak disiram, maka petakan lainnya tidak disiram.
b)        Penjarangan
Penjarangan adalah suatu tindakan untuk mengurangi jumlah tanaman untuk memberi ruang tumbuh bagi tanaman yang tersisa. Dalam penanaman dilakukan agak berlebihan untuk mengantisipasi kegagalan tumbuh. Dilakukan penjarangan agar kepadatan populasi mencapai tingkat yang paling optimal untuk mencapai hasil maksimum.Penjarangan dilakukan dengan memotong tanaman yang berlebihan setiap lubang, dan disisakan 1 tanaman per lubang sesuai perlakuan.
c)        Pengendalian HPT
Lahan diserang oleh hama sehingga banyak daun  yang berlubang akibat serangan  hama.Pengendalian hama dilakukan menggunakan pestisida dengan merk dagang fastac 2cc/l.
d)       Pemupukan
Pemupukan dilakukan ketika tanaman berumur satu minggu dan satu bulan. Pupuk yang digunakan adala urea, SP36 dan kcl dengan dosis 200 kg urea, 150 kg  sp-36, 100 kg kcl per hektar. Pemberian pupuk dilakukan di 7-10 cm  dekat batang. Perhitungan pupuk yang digunakan antara lain:
Dosis 200 kg urea, 150 kg SP-36, 100 kg KCL
Luas petakan 3m x 2,5m=7,5 m

1.      Urea =  = 20 gr/m2 x 7,5 m=150 gr/petak
2.      SP-36= = 15 gr/m2 x 7,5 m=105 gr/petak
3.      KCL= = 15 gr/m2 x 7,5 m= 75 gr/petak

1.      Urea untuk 12 petakan     = 150 gr x 12
 =1800 gr = 1,8 kg
2.      SP-36  untuk 12 petakan   = 105 gr x 12
  =1760 gr = 1,76 kg
3.      KCL  untuk 12 petakan     = 75 gr x 12
   =900 gr = 0,9 kg

1.         Urea per lubang    =  =  7,5 gram
2.         SP-36 per lubang  =  =  5,25gram
3.         KCL per lubang   =  =  3,75 gram

e)        Penyiangan gulma
Penyiangan gulma dilakukan secara mekanik, yaitu dengan mencabut gulma agar tidak terjadi persaingan unsur hara antara tanaman budidaya dengan gulma, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.

f)         Persentase perkecambahan
Benih jagung ADV 777 yang ditanam mulai tumbuh pada hari ke- 5 hst.
Daya tumbuh benih antara lain:  x 100%= 93,33%

1.4     Pengamatan
Pengamatan pertumbuhan dan perkembang tanaman ini mulai dilakukan pada hari ke-5 setelah tanam, yaitu pada tanggal 30 Maret 2015. Sebelum dilakukan pengamatan pada tanaman jagung terlebih dahulu ditentukan  tanaman jagung yang akan dijadikan sampel. Pemilihan sempel ini dilakukan diantara 20 tanaman jagung yang ada. Setelah pemilihan tanaman, didapatkan 5 sapel tanaman jagung yaitu sampel 1, sampel 2, sampel 3, sampel 4 dan sampel 5. Penentuan sempel ini dilakukan secara acak yaitu dengan cara pengundian.

Kelima sempel inilah yang selanjutnya akan diamati pertumbuhan dan perkembangannya seperti pengamatan tinggi tanaman perhitungan jumlah daun, warna daun serta hama penyakit tanaman yang menyerang.

1.      Pengamatan persentase perkecambahan
Persentase perkecambahan benih jagung dilakukan pada hari ke-5 setelah tanam. Pengamatn persentase perkecambahan benih jagung ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah benih jagung yang dapat tumbuh. Setelah dilakukan pengamatan persentase perkecambahan didapatkan data sebagai berikut:


► Diketahui:
Jumlah benih jagung yang tumbuh     = 60 benih
Jumlah benih yang ditanam                = 60 benih
Persentase perkecambahan benih        =   x 100%
                                                            =  x 100%
                                                           = 100%
1.      Pengamatan tinggi tanaman
Pengamatan tinggi tanaman jagung  dilakuakn pada hari ke-5 setelah tanam. Pengukuran tinggi tanaman jagung diukur dari pangkal batang hingga ujung daun tertinggi.Pengukurantinggi tanaman ini dilakukan pada setiap sampel tanaman jagung yang telah ditentukan. Dari pengukuran tinggi tanaman jaguang yang dilakukan, didapatkan tabel tinggi tanaman jagung sebagai berikut:
No.
Sempel Tanaman
Tinggi Tanaman( TT)
1.
1
26,5 cm
2.
2
15,21 cm
3.
3
23,5 cm
4.
4
27,5 cm
5.
5
16,75 cm
Tabel 1.1 Tinggi tanaman jagung pada hari ke-5 setelah tanam.

2.      Pengamatan Jumlah Daun
Pengamamatan jumlah daun dilakukan dengan penghitungan jumlah daun yang telah terbuka pada setiap sempel tanaman jagung yang telah dipilih. Dari
jumlah daun yang telah dilakukan didaptkan data sebagai berikut:
No.
Sampel Tanaman
Jumlah daun(ƩD)
1.
1
5
2.
2
4
3.
3
5
4.
4
5
5.
5
4
Tabel 2.1 Jumlah daun tanaman padi pada hari ke- 5 setelah tanam.

3.             Pengamatan Warna Daun
Pengamatan warna daun dilakukan dengan cara melihat warna daun secara langsung. Pengamatan warna daun ini dilakukan oleh 3 orang pengamat. Pengamatan warna daun dapat dikatakan benar apabiala ketiga pengamat mengatakan warna daun yang sama. Dari pengamatan warna daun yang telah dilakukan didapatkan data sebagai berikut:
No.
Sempel Tanaman
Warna Daun
1.
1
Hijau muda
2.
2
Hijau muda
3.
3
Hijau muda
4.
4
Hijau muda
5.
5
Hijau muda
Tabel 3.1 Warna daun pada hari ke-5 setelah tanam.



Pengamatan HPT( Hama Penyakit Tanaman)
Pengamatan HPT dilakukan dengan cara mengamati gejala yang terdapat pada tanaman jagung dan melihat ada atau tidaknya hama yang menyerang pertanaman jagung. Setelah dilakukan pengamatan ditemukan gejala yaitu gulungan pada bagian ujung daun tanaman jagung, dan jika gulungan daun itu dibuka akan ditemukan hama yaitu ulat, selain menggulung ujung daun tanaman jagung, ulat ini juga memakan bagian epidermis daun dan menyisakan kerangka daun tanaman saja.


aftimar

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Post a Comment

Manual Categories